BantenSejarah

Batik Banten Warisan Budaya dari Kesultanan

×

Batik Banten Warisan Budaya dari Kesultanan

Sebarkan artikel ini

Batik Banten adalah salah satu jenis batik yang berasal dari Provinsi Banten, Indonesia.
Batik Banten memiliki ciri khas dan keunikan yang berbeda dari batik daerah lainnya.

Batik Banten merupakan hasil transformasi dari ragam hias yang merupakan sisa peninggalan sejarah Banten, khususnya dari masa Kesultanan Banten.

Sejarah Batik Banten

Batik Banten mulai dikembangkan pada tahun 2002 oleh Pemerintah Provinsi Banten yang ingin menginventarisasi kekayaan budaya setempat. Penelitian dilakukan dengan mengambil sumber data arkeologis untuk menemukan kondisi Banten di masa lalu. Sumber motif berasal dari bangunan arkeologis pada pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin, pendiri Kesultanan Banten.

Penelitian tersebut menyebutkan bahwa Banten pernah memiliki tradisi membatik pada masa lalu.

Hal ini dibuktikan dengan adanya selimut batik yang dikenal oleh orang-orang Belanda dengan sebutan Brooven Rim Rood atau SIMBUT (Selimut Bantam) pada abad ke-17.

Selain itu, adanya penemuan puing gerabah sisa peninggalan Kesultanan Banten pada abad ke-17 di wilayah Banten Lama dan Baten Girang.

Hasil penelitian yang dipresentasikan pada tahun 2004 berhasil mengumpulkan 75 motif.

Namun baru sekitar 12 motif saja yang telah diproduksi, yaitu datulaya, pasulaman, pamaranggen, kapurban, pancaniti, mandalikan, pasepen, surosowan, srimanganti, kawangsan, sabakingking, dan pejantren.

Motif datulaya menjadi motif terbaik dan mendapat tanda tangan Menteri Dalam Negeri Malaysia dalam kongres yang dihadiri 52 negara pada Januari 2005 di Malaysia.

Keunikan dan Ciri Khas Batik Banten

Serupa dengan jenis batik daerah lainnya, batik dari Banten juga memiliki beberapa ciri khas, di antaranya:

  • Warna batik cerah, tetapi tidak mencolok (lembut).
  • Motifnya berukuran besar.
  • Bergaris tebal.
  • Isen-isen kasar.
  • Menggunakan metode cap.
  • Pola yang digunakan adalah pengulangan.
  • Corak berkaitan dengan Kesultanan Banten.

Batik Banten memiliki identitas tell story (motifnya bercerita) yang memilki khas tersendiri ketimbang batik lain. Beberapa motifnya diadopsi dari benda-benda sejarah (artefak).

Di setiap motif terdapat warna abu-abu yang konon menjadi cermin Banten. Semua batiknya mengandung muatan filosofi.

Jenis dan Makna Motif Batik Banten

Berikut adalah beberapa jenis dan makna motif batik Banten yang populer:

  • Datulaya: Berarti tempat tinggal para datu atau ulama. Motif ini menggambarkan rumah-rumah yang berderet dengan atap berbentuk limas. Maknanya adalah menghormati para ulama yang menjadi panutan masyarakat Banten.
  • Pasulaman: Berarti hiasan atau perhiasan. Motif ini menggambarkan bunga-bunga yang indah dan berwarna-warni. Maknanya adalah kecantikan dan keindahan alam Banten yang harus dijaga dan dilestarikan.
  • Pamaranggen: Berarti pohon mangga. Motif ini menggambarkan buah mangga yang ranum dan lezat. Maknanya adalah kesuburan dan kemakmuran tanah Banten yang melimpah.
  • Kapurban: Berarti kepala kerbau. Motif ini menggambarkan kepala kerbau yang menjadi simbol kekuatan dan kesetiaan. Maknanya adalah keberanian dan loyalitas masyarakat Banten dalam menghadapi segala tantangan.
  • Pancaniti: Berarti lima jari. Motif ini menggambarkan lima jari tangan yang melambangkan lima rukun Islam. Maknanya adalah keimanan dan ketaqwaan masyarakat Banten kepada Allah SWT.
  • Mandalikan: Berarti tempat mandi. Motif ini menggambarkan kolam air yang menjadi tempat mandi para putri Kesultanan Banten. Maknanya adalah kebersihan dan kesucian jiwa masyarakat Banten.
  • Pasepen: Berarti pakaian. Motif ini menggambarkan pakaian yang dikenakan oleh para bangsawan Kesultanan Banten. Maknanya adalah kehormatan dan kebanggaan masyarakat Banten akan budayanya.
  • Surosowan: Berarti istana. Motif ini menggambarkan istana Surosowan yang menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Banten. Maknanya adalah kejayaan dan kemegahan Banten di masa lalu.
  • Srimanganti: Berarti bunga. Motif ini menggambarkan bunga-bunga yang tumbuh di halaman istana Surosowan. Maknanya adalah keharuman dan kewibawaan Banten di mata dunia.
  • Kawangsan: Berarti kawasan. Motif ini menggambarkan peta wilayah Banten yang luas dan strategis. Maknanya adalah kebesaran dan keutamaan Banten sebagai daerah yang berpotensi.
  • Sabakingking: Berarti raja. Motif ini menggambarkan wajah Sultan Maulana Hasanuddin yang menjadi pendiri Kesultanan Banten. Maknanya adalah penghormatan dan penghargaan masyarakat Banten kepada pemimpinnya.
  • Pejantren: Berarti pondok pesantren. Motif ini menggambarkan pondok pesantren yang menjadi tempat belajar agama Islam. Maknanya adalah keilmuan dan kedisiplinan masyarakat Banten dalam menjalankan ajaran Islam.

Kesimpulan

Batik Banten adalah salah satu warisan budaya dari Kesultanan Banten yang memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri. Batik Banten merupakan hasil transformasi dari ragam hias yang merupakan sisa peninggalan sejarah Banten.

Batik Banten memiliki berbagai jenis dan makna motif yang bercerita tentang kehidupan dan budaya masyarakat Banten. Batik Banten adalah salah satu bentuk apresiasi dan pelestarian terhadap kekayaan budaya Banten yang patut dibanggakan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *