Mental  

Takdir dan Nasib: Apa yang Menentukan Sukses Seseorang?

Sukses adalah sebuah konsep yang umumnya diartikan sebagai pencapaian terhadap apa yang diinginkan, terutama dalam konteks material-duniawi. Dalam masyarakat, seseorang dianggap sukses ketika mereka mencapai parameter-parameter seperti pengaruh, kekuasaan, popularitas, dan kekayaan. Terlepas dari profesi mereka, baik sebagai guru, peneliti, wartawan, artis, tentara, politisi, atau pengusaha, seseorang akan dianggap sukses jika mereka mampu mencapai salah satu atau bahkan semua parameter material-duniawi tersebut.

Namun, tidak ada yang akan menganggap seseorang yang mencapai pencerahan spiritual, memiliki sifat jujur, shalih, penuh kebaikan, welas asih, dan bijaksana sebagai orang yang sukses jika secara material berada di bawah rerata. Dalam pandangan umum, sukses sering kali dihubungkan dengan pencapaian dunia luar yang terlihat.

Tentu saja, masing-masing orang memiliki definisi sukses yang berbeda-beda. Beberapa orang mungkin mengukur sukses berdasarkan prestasi akademik atau karir profesional, sedangkan yang lain mungkin lebih mengutamakan kebahagiaan pribadi, hubungan sosial yang baik, atau pencapaian dalam hal spiritual. Sukses adalah hal yang sangat subjektif dan dapat berbeda untuk setiap individu.

Perspektif tentang Takdir dan Sukses

Pertanyaan yang sering muncul adalah apakah seseorang yang sukses memang sudah ditakdirkan atau ditentukan oleh Tuhan sejak awal. Perdebatan mengenai ini telah berlangsung selama ribuan tahun. Pandangan manusia terbagi menjadi dua kutub yang berbeda. Kutub pertama meyakini bahwa segala sesuatu yang dialami oleh manusia sudah tertulis di tangan masing-masing, sedangkan kutub lainnya percaya bahwa takdir hidup, baik sukses maupun kegagalan, dapat dirancang, diubah, diperbaiki, dan ditingkatkan.

Dalam pandangan pertama, suatu pencapaian (sukses) dapat disebut sebagai ‘produk takdir’ atau ‘suratan tangan’ jika pencapaian tersebut tidak bisa ditiru oleh orang lain. Implikasinya adalah bahwa jika setiap orang dapat meniru pencapaian (sukses) orang lain dengan mempelajari dan menerapkan semua kiat dan strategi yang sama, maka pencapaian itu bukanlah takdir, melainkan hasil dari kehendak bebas.

Baca Juga:  Cara Meningkatkan Fokus dalam 5 Langkah Mudah

Menguji Takdir dan Sukses

Menguji apakah sukses seseorang merupakan takdir Tuhan atau tidak sebenarnya tidak sulit, jika kita mau jujur. Kita dapat melihat perjalanan hidup kita sendiri atau orang-orang di sekitar kita. Seringkali kita melihat atau membaca kisah orang yang berhasil mencapai kesuksesan sebagai pengusaha dengan mengawali langkah dari yang kecil dan perlahan tumbuh menjadi perusahaan besar dengan banyak cabang. Namun, apakah kita dapat dengan yakin meniru pengalaman hidup, kiat-kiat, atau strategi orang-orang sukses tersebut? Mengapa?

Mungkin kita pernah merasa iri dengan teman atau kolega yang lebih sukses daripada kita, padahal kita memiliki tingkat pendidikan yang sama, bahkan kita anggap prestasi akademik kita lebih baik. Kita bertanya-tanya, apa yang salah dengan diri kita?

Hal yang seringkali terlewatkan adalah bahwa ada aspek-aspek dari diri seseorang yang tidak dapat kita tiru dari orang lain. Tampilan fisik, watak, tabiat, emosi, kecerdasan, kegigihan, dan kreativitas setiap individu tidaklah sama. Misalnya, kita dapat mempertimbangkan dua orang gadis, sebut saja X dan Y, yang keduanya sarjana ekonomi dari universitas ternama dengan prestasi akademik yang serupa. Namun, peruntungan hidup keduanya berbeda. Si-X berhasil mendapatkan pekerjaan di perusahaan ternama hanya dalam waktu sebulan setelah lulus, sedangkan si-Y sudah mencoba mengirimkan lamaran kerja selama tiga tahun tanpa mendapatkan tanggapan positif dari perusahaan manapun.

Apa yang salah dengan si-Y? Ternyata, si-Y tidak memiliki tampilan fisik dan kepribadian yang memiliki nilai jual sebaik si-X. Itulah takdirnya.

Takdir melekat pada gen yang kita bawa sejak lahir. Gen tersebut menentukan apakah seseorang terlahir dengan hidung mancung atau pesek, kulit putih atau cokelat, rambut lurus atau ikal, introvert atau ekstrovert, gagah atau lemah, berani atau penakut, pemarah atau penyabar. Perbedaan yang dimiliki setiap individu sejak lahir berpengaruh pada perjalanan hidupnya, dan inilah yang menyebabkan peruntungan hidup yang berbeda.

Baca Juga:  Kembali bekerja setelah masalah kesehatan mental

Namun, tidak semua orang sepakat dengan pandangan ‘takdir gen’ ini. Banyak orang yang yakin bahwa takdir dan nasib dapat dirancang dan diatur.

Kesimpulan

Dalam kesimpulan, definisi sukses dapat berbeda bagi setiap individu. Sukses tidak selalu terkait dengan pencapaian material-duniawi semata. Sukses juga dapat berarti mencapai kebahagiaan, kedamaian batin, atau pencapaian spiritual. Terkait dengan takdir, pandangan manusia terbagi menjadi dua, dengan beberapa orang meyakini bahwa segala sesuatu sudah ditentukan sejak awal, sementara yang lain percaya bahwa takdir dapat dirancang dan diubah.

Ketika mempertimbangkan sukses dan takdir, kita perlu melihat perjalanan hidup kita sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Setiap individu memiliki keunikan dan perbedaan yang tidak bisa ditiru oleh orang lain. Perbedaan genetik dan faktor lainnya berperan dalam membentuk peruntungan hidup seseorang.

Akhirnya, penting untuk menemukan makna sukses yang lebih personal, melihat bahwa sukses bukan hanya tentang pencapaian material-duniawi semata, tetapi juga tentang pertumbuhan pribadi, kebahagiaan, dan keharmonisan dalam hidup.


FAQs

  1. Apa definisi sukses yang paling umum?
    • Definisi sukses yang paling umum adalah pencapaian terhadap apa yang diinginkan dalam konteks material-duniawi, seperti pengaruh, kekuasaan, popularitas, dan kekayaan.
  2. Apakah sukses hanya berhubungan dengan pencapaian material?
    • Tidak, sukses tidak hanya terkait dengan pencapaian material. Sukses juga bisa berarti mencapai kebahagiaan pribadi, kedamaian batin, atau pencapaian dalam hal spiritual.
  3. Bagaimana cara menguji apakah sukses seseorang merupakan takdir Tuhan atau bukan?
    • Kita dapat melihat perjalanan hidup kita sendiri atau orang-orang di sekitar kita. Jika pencapaian seseorang tidak bisa ditiru oleh orang lain, maka dapat dikatakan bahwa pencapaian tersebut merupakan takdir. Namun, jika pencapaian dapat ditiru dengan mempelajari dan menerapkan kiat dan strategi yang sama, maka hal tersebut bukanlah takdir.
  4. Mengapa ada perbedaan peruntungan hidup antara dua orang yang memiliki latar belakang pendidikan yang sama?
    • Perbedaan genetik dan faktor-faktor lainnya memainkan peran dalam membentuk peruntungan hidup seseorang. Aspek-aspek seperti tampilan fisik, kepribadian, dan keterampilan yang tidak dapat ditiru oleh orang lain dapat mempengaruhi peruntungan hidup seseorang.
  5. Apakah takdir dapat diubah atau dirancang?
    • Ada pandangan yang berbeda tentang hal ini. Beberapa orang percaya bahwa takdir dapat diubah dan dirancang melalui upaya dan keputusan yang diambil, sedangkan yang lain meyakini bahwa segala sesuatu sudah ditentukan sejak awal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *