Kampung Panunggangan Lebak Banten: Sebuah Kampung Mati yang Menyimpan Kisah Tragis

Kampung Panunggangan Lebak Banten: Sebuah Kampung Mati yang Menyimpan Kisah Tragis

FOKUS BANTEN – Kampung Panunggangan adalah salah satu kampung yang terletak di Desa Bungur Mekar, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Kampung ini memiliki sejarah yang panjang dan kaya, namun sayangnya kini telah menjadi sebuah kampung mati yang sepi dan terbengkalai. Apa yang terjadi dengan kampung ini? Mengapa penduduknya meninggalkan tempat tinggal mereka? Dan bagaimana nasib kampung ini?

Sejarah Kampung Panunggangan

Kampung Panunggangan Lebak Banten

Kampung Panunggangan merupakan salah satu kampung tertua di Kabupaten Lebak. Nama kampung ini berasal dari kata “panunggal” yang berarti “pemisahan” atau “pemutusan”. Hal ini dikarenakan kampung ini dulunya merupakan bagian dari Desa Cikadu, namun kemudian memisahkan diri dan menjadi sebuah desa tersendiri. Kampung ini juga dikenal sebagai tempat lahirnya tokoh pejuang nasional, yaitu KH. Ahmad Dahlan, pendiri organisasi Muhammadiyah.

Sejarah Kampung Panunggangan

Kampung Panunggangan memiliki kehidupan sosial dan ekonomi yang cukup maju. Penduduknya mayoritas berprofesi sebagai petani, pedagang, dan pengrajin. Kampung ini juga memiliki fasilitas pendidikan, kesehatan, dan keagamaan yang memadai. Salah satu bangunan bersejarah yang ada di kampung ini adalah Masjid Al-Muhajirin, yang didirikan pada tahun 1920 oleh KH. Ahmad Dahlan. Masjid ini menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial bagi warga kampung.

Tragedi Waduk Karian

Bendungan Waduk Karian Lebak Banten

Pada tahun 2017, pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) merencanakan pembangunan Waduk Karian di Kabupaten Lebak. Waduk ini bertujuan untuk mengatasi masalah kekurangan air bersih di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Waduk ini juga diharapkan dapat mengendalikan banjir, menghasilkan listrik, dan meningkatkan pariwisata.

bendungan Karian lebak Terkin

Namun, pembangunan waduk ini tidak berjalan mulus. Salah satu kendala yang dihadapi adalah adanya sejumlah pemukiman yang terdampak oleh proyek ini. Salah satunya adalah Kampung Panunggangan. Sebanyak 300 kepala keluarga atau sekitar 1.200 jiwa harus rela meninggalkan rumah mereka karena akan ditenggelamkan oleh waduk. Pemerintah menawarkan ganti rugi dan relokasi bagi warga yang terdampak, namun tidak semua warga menerima tawaran tersebut.

Sebagian warga menolak untuk pindah karena merasa tidak adil dengan besaran ganti rugi yang ditawarkan. Mereka juga merasa tidak nyaman dengan lokasi relokasi yang jauh dari sumber penghasilan mereka. Sebagian lagi warga merasa sedih dan sayang untuk meninggalkan kampung halaman mereka yang telah menjadi tempat tinggal mereka selama berpuluh-puluh tahun. Mereka juga merasa kehilangan nilai sejarah dan budaya yang melekat di kampung mereka.

Nasib Kampung Panunggangan

Kampung Panunggangan Lebak Banten

Pada tahun 2021, pembangunan Waduk Karian mulai dilakukan secara intensif. Pemerintah menargetkan waduk ini dapat beroperasi pada tahun 2023. Hal ini membuat warga Kampung Panunggangan semakin terdesak untuk segera pindah dari kampung mereka. Pada tahun 2022, sebagian besar warga telah meninggalkan kampung mereka dan pindah ke tempat baru. Hanya sedikit warga yang masih bertahan di kampung mereka, namun mereka juga harus siap untuk menghadapi kenyataan bahwa kampung mereka akan segera tenggelam.

Kondisi Kampung Panunggangan pun berubah drastis. Rumah-rumah yang dulunya ramai dan berwarna-warni kini menjadi kosong dan kusam. Jalan-jalan yang dulunya bising dan padat kini menjadi sunyi dan sepi. Fasilitas-fasilitas yang dulunya berfungsi dan bermanfaat kini menjadi rusak dan tidak terawat. Kampung ini seolah-olah menjadi sebuah kota mati yang tidak memiliki jiwa.

Bendungan Waduk Karian Lebak Banten

Pada tahun 2023, diperkirakan waduk akan mulai terisi air dan menenggelamkan Kampung Panunggangan. Hal ini akan menjadi akhir dari sebuah kampung yang memiliki sejarah yang panjang dan kaya. Warga yang telah pindah pun hanya bisa mengenang kenangan indah mereka di kampung tersebut. Mereka juga berharap agar pemerintah dapat menjaga dan melestarikan nilai sejarah dan budaya yang ada di kampung tersebut.

Kesimpulan

Kampung Panunggangan Lebak Banten 2023 adalah sebuah kampung mati yang menyimpan kisah tragis. Kampung ini dulunya merupakan sebuah kampung yang hidup dan berkembang, namun kini telah menjadi sebuah kampung yang sepi dan terbengkalai. Hal ini disebabkan oleh pembangunan Waduk Karian yang akan menenggelamkan kampung ini pada tahun 2023. Warga yang terdampak pun harus rela meninggalkan rumah mereka dan pindah ke tempat baru. Mereka juga harus merelakan nilai sejarah dan budaya yang melekat di kampung mereka.

Baca juga: Pembayaran 400 Bidang Tanah Waduk Karian Masih Dalam Proses, Pemerintah Pasti Bayar

FAQ

Apa nama asli dari Kampung Panunggangan?

Nama asli dari Kampung Panunggangan adalah Desa Panunggal.

Siapa tokoh pejuang nasional yang lahir di Kampung Panunggangan?

Tokoh pejuang nasional yang lahir di Kampung Panunggangan adalah KH. Ahmad Dahlan, pendiri organisasi Muhammadiyah.

Kapan pembangunan Waduk Karian dimulai dan ditargetkan selesai?

Pembangunan Waduk Karian dimulai pada tahun 2017 dan ditargetkan selesai pada tahun 2023.

Berapa jumlah warga yang terdampak oleh pembangunan Waduk Karian di Kampung Panunggangan?

Jumlah warga yang terdampak oleh pembangunan Waduk Karian di Kampung Panunggangan adalah sebanyak 300 kepala keluarga atau sekitar 1.200 jiwa.

Apa tujuan utama dari pembangunan Waduk Karian?

Tujuan utama dari pembangunan Waduk Karian adalah untuk mengatasi masalah kekurangan air bersih di wilayah Jabodetabek.