Agama IslamPsikologi

Kemiskinan dalam Islam: Apa, Mengapa, dan Bagaimana?

×

Kemiskinan dalam Islam: Apa, Mengapa, dan Bagaimana?

Sebarkan artikel ini

FOKUS KEHIDUPAN – Kemiskinan adalah salah satu masalah sosial yang dihadapi oleh banyak negara, termasuk Indonesia. Kemiskinan berarti ketidakmampuan seseorang atau sekelompok orang untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Kemiskinan juga berarti ketidakadilan dalam pembagian sumber daya dan peluang antara yang kaya dan yang miskin.

Islam sebagai agama yang sempurna dan rahmat bagi seluruh alam memiliki pandangan tersendiri tentang kemiskinan. Islam mengajarkan bahwa kemiskinan bukanlah takdir yang harus diterima begitu saja, melainkan tantangan yang harus diatasi dengan cara-cara yang sesuai dengan syariat. Islam juga mengajarkan bahwa kemiskinan bukanlah halangan untuk beribadah kepada Allah SWT, melainkan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan memohon pertolongan-Nya.

Dalam artikel ini, kami akan membahas tentang kemiskinan menurut Islam, mulai dari definisi, jenis, penyebab, dampak, hingga solusi yang diajarkan oleh Islam. Kami berharap artikel ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan meningkatkan kesadaran kita tentang masalah kemiskinan yang ada di sekitar kita.

Definisi Kemiskinan Menurut Islam

Definisi Kemiskinan Menurut Islam

Secara bahasa, kata miskin berasal dari kata Arab “faqir” yang berarti orang yang memiliki sedikit atau tidak memiliki harta benda. Secara istilah, miskin adalah seseorang yang tidak dapat mencukupi setengah dari kebutuhan pokoknya dan tanggungannya (istri dan anak), seperti kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Sedangkan fakir adalah seseorang yang hanya dapat memenuhi setengah atau lebih kebutuhan pokoknya dan tanggungannya, tetapi masih kurang dari cukup.

Dalam Al-Quran, Allah SWT menyebutkan beberapa istilah yang berkaitan dengan kemiskinan, yaitu:

  • Al-Fuqara: orang-orang yang sangat miskin sehingga tidak memiliki apa-apa selain tubuhnya. Mereka adalah orang-orang yang sangat membutuhkan bantuan dari orang lain. Contoh ayat: “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin (fuqara) yang meminta dan orang miskin (fuqara) yang tidak mendapat bagian.” (QS. Adz-Dzariyat: 19)
  • Al-Masakin: orang-orang yang miskin sehingga tidak memiliki cukup harta untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Mereka adalah orang-orang yang hidup dalam kesulitan dan kesengsaraan. Contoh ayat: “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga dekat haknya, dan kepada orang miskin (masakin), dan orang yang dalam perjalanan.” (QS. Al-Isra: 26)
  • Al-Abrar: orang-orang yang miskin karena menginfakkan hartanya di jalan Allah SWT. Mereka adalah orang-orang yang bertaqwa dan berbuat baik. Contoh ayat: “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin (abrar), anak yatim, dan orang yang ditawan.” (QS. Al-Insan: 8)

Dari beberapa istilah di atas, dapat disimpulkan bahwa kemiskinan menurut Islam adalah ketidakmampuan seseorang atau sekelompok orang untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya secara layak dan bermartabat sesuai dengan standar syariat Islam.

Jenis Kemiskinan Menurut Islam

Jenis Kemiskinan Menurut Islam

Berdasarkan penyebabnya, kemiskinan menurut Islam dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

  • Kemiskinan alami (natural poverty): kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor alamiah atau luar kendali manusia, seperti bencana alam, musibah, penyakit, cacat tubuh, usia tua, kematian keluarga, dan sebagainya. Jenis kemiskinan ini tidak dapat dicegah atau dihindari sepenuhnya, tetapi dapat diminimalisir dampaknya dengan cara bersabar, bersyukur, berdoa, dan berusaha.
  • Kemiskinan sosial (social poverty): kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor sosial atau dalam kendali manusia, seperti ketidakadilan, penindasan, penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, kolusi, nepotisme, perang, konflik, diskriminasi, kemalasan, ketidakpedulian, dan sebagainya. Jenis kemiskinan ini dapat dicegah atau dihindari dengan cara menegakkan keadilan, melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, menolak kemungkaran, berjuang untuk hak-haknya, bekerja keras, saling membantu, dan sebagainya.

Berdasarkan tingkatannya, kemiskinan menurut Islam dapat dibedakan menjadi tiga tingkat, yaitu:

  • Kemiskinan ekstrem (extreme poverty): kemiskinan yang sangat parah sehingga seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan makanan pokoknya. Orang yang mengalami kemiskinan ekstrem hidup dalam kondisi kelaparan dan gizi buruk. Mereka sangat membutuhkan bantuan darurat untuk bertahan hidup. Contoh: orang-orang yang terkena bencana kelaparan atau perang.
  • Kemiskinan absolut (absolute poverty): kemiskinan yang parah sehingga seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar hidupnya selain makanan pokok. Orang yang mengalami kemiskinan absolut hidup dalam kondisi keterbatasan dan kesusahan. Mereka sangat membutuhkan bantuan sosial untuk meningkatkan kesejahteraannya. Contoh: orang-orang yang tinggal di daerah terpencil atau kumuh.
  • Kemiskinan relatif (relative poverty): kemiskinan yang ringan sehingga seseorang mampu memenuhi kebutuhan dasar hidupnya, tetapi masih kurang dari standar kelayakan dan keseimbangan. Orang yang mengalami kemiskinan relatif hidup dalam kondisi ketimpangan dan ketidakpuasan. Mereka sangat membutuhkan bantuan pemberdayaan untuk mencapai kesetaraan dan keadilan. Contoh: orang-orang yang tinggal di daerah perkotaan atau perkembangan.

Penyebab Kemiskinan Menurut Islam

Penyebab Kemiskinan Menurut Islam

Penyebab kemiskinan menurut Islam dapat dilihat dari dua sisi, yaitu:

  • Sisi individu: penyebab kemiskinan yang berasal dari diri sendiri atau faktor internal. Beberapa contoh penyebab kemiskinan dari sisi individu adalah:
    • Kurangnya ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengembangkan potensi diri dan mencari nafkah.
    • Kurangnya motivasi dan semangat untuk bekerja keras dan berusaha mencapai kesuksesan.
    • Kurangnya kejujuran dan amanah dalam mengelola harta benda yang dimiliki atau dipercayakan kepadanya.
    • Kurangnya kedisiplinan dan tanggung jawab dalam menjalankan kewajiban dan menghindari larangan Allah SWT.
    • Kurangnya rasa syukur dan qana’ah terhadap nikmat yang telah diberikan Allah SWT.
    • Banyaknya dosa dan maksiat yang dilakukan sehingga mendatangkan murka dan azab Allah SWT.
  • Sisi masyarakat: penyebab kemiskinan yang berasal dari lingkungan sekitar atau faktor eksternal. Beberapa contoh penyebab kemiskinan dari sisi masyarakat adalah:
    • Ketidakadilan dan ketidakberpihakan sistem politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, dan pendidikan terhadap kaum miskin.
    • Penindasan dan penyalahgunaan kekuasaan oleh penguasa, pejabat, pengusaha, atau kelompok tertentu terhadap rakyat jelata.
    • Korupsi, kolusi, nepotisme, suap, mark up, dan praktik-praktik lain yang merugikan kepentingan umum dan menghambur-hamburkan uang rakyat.
    • Perang, konflik, terorisme, dan kekerasan yang mengakibatkan kematian, luka, pengungsian, penghancuran, dan ketakutan bagi masyarakat.
    • Diskriminasi, stigma, stereotip, dan prasangka negatif terhadap kaum miskin yang menghalangi mereka untuk mendapatkan hak dan peluang yang sama dengan yang lain.
    • Kemalasan, ketidakpedulian, dan sikap acuh tak acuh dari sebagian masyarakat terhadap masalah kemiskinan yang ada di sekitar mereka.
    • Rendahnya kesadaran dan tanggung jawab sosial dari sebagian masyarakat untuk membantu dan memberdayakan kaum miskin melalui zakat, infak, sedekah, wakaf, dan kegiatan sosial lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *