Nabi Ayyub merupakan seorang nabi yang dianugerahi kekayaan harta yang melimpah. Kekayaan Nabi Ayyub meliputi hewan ternak seperti unta, sapi, kambing, kuda, dan keledai. Allah SWT kemudian memberikan cobaan penyakit kepada Nabi Ayyub.
Mengutip buku Dahsyatnya Doa Para Nabi yang ditulis oleh Syamsudin Noor, S.Ag, Nabi Ayyub As adalah seorang putra ‘Ish bin Ishaq bin Ibrahim AS.
Selain kaya harta, Nabi Ayyub juga dikenal dengan sifatnya yang penuh kedermawanan. Kekayaan yang ia miliki ia pergunakan untuk kebaikan seperti disumbangkan kepada fakir miskin, untuk membantu anak yatim, memuliakan tamu-tamunya, dan lain-lain.
Dijelaskan juga bahwa ia adalah nabi yang penyabar atas segala ujian yang dihadapi. Berkat sifatnya yang penuh kesabaran, ketenangan, dan ketakwaannya tersebut, ia kemudian menjadi hamba yang dikasihi oleh Allah SWT.
Dijelaskan Ibnu Katsir dalam buku Kisah Para Nabi yang diterjemahkan oleh Saefulloh MS, Nabi Ayyub juga merupakan seorang nabi yang menerima wahyu. Ini didasarkan atas firman Allah dalam surat An Nisa ayat 163,
اِنَّآ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ كَمَآ اَوْحَيْنَآ اِلٰى نُوْحٍ وَّالنَّبِيّٖنَ مِنْۢ بَعْدِهٖۚ وَاَوْحَيْنَآ اِلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ وَالْاَسْبَاطِ وَعِيْسٰى وَاَيُّوْبَ وَيُوْنُسَ وَهٰرُوْنَ وَسُلَيْمٰنَ ۚوَاٰتَيْنَا دَاوٗدَ زَبُوْرًاۚ
Arab-Latin: Innā auḥainā ilaika kamā auḥainā ilā nụḥiw wan-nabiyyīna mim ba’dih, wa auḥainā ilā ibrāhīma wa ismā’īla wa is-ḥāqa wa ya’qụba wal-asbāṭi wa ‘īsā wa ayyụba wa yụnusa wa hārụna wa sulaimān, wa ātainā dāwụda zabụrār
Artinya: “Sesungguhnya Kami mewahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya, dan Kami telah mewahyukan (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya; Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami telah memberikan Kitab Zabur kepada Dawud.”
Cobaan yang diberikan kepada Nabi Ayyub
Allah SWT kemudian memberi cobaan kepada Nabi Ayyub melalui harta miliknya. Atas kehendak Allah SWT, semua harta ini diambil kembali sehingga Nabi Ayyub tak memiliki apapun.
Selain itu, tubuhnya juga diuji dengan segala macam penyakit, dan yang sehat hanya hati dan lidahnya. Dengan hati dan lidahnya tersebut, Nabi Ayyub selalu berdzikir kepada Allah, dan menghadapi segala cobaan dengan sabar dan tabah. Ia juga selalu mengingat Allah sepanjang hari.
Ujian yang menimpa Nabi Ayyub ini berlangsung cukup lama, sampai ia dan istrinya terusir, bahkan tidak ada yang mau menerima istrinya untuk bekerja.
Suatu hari, istri Nabi Ayyub menjual satu dari dua kepang rambutnya kepada putri seorang pejabat. Ia menukarnya dengan makanan yang layak. Esok harinya, istrinya menjual kepang rambutnya lagi untuk menukarnya dengan makanan.
Nabi Ayyub kemudian menolak makanan yang dibawa tersebut dan bersumpah tidak akan memakannya, sampai istrinya menceritakan keadaan yang sebenarnya. Mereka tak memiliki apapun untuk membeli makanan.
Ketika Nabi Ayyub mengetahui bahwa kepala istrinya tidak berambut, ia kemudian berdoa seperti yang dijelaskan dalam surat Al Anbiya ayat 83,
وَاَيُّوْبَ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗٓ اَنِّيْ مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَاَنْتَ اَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ ۚ
Arab latin: Wa ayyụba iż nādā rabbahū annī massaniyaḍ-ḍurru wa anta ar-ḥamur-rāḥimīn
Artinya: “Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.”
Kemudian Allah juga berfirman dalam Al Anbiya ayat 84,
فَاسْتَجَبْنَا لَهٗ فَكَشَفْنَا مَا بِهٖ مِنْ ضُرٍّ وَّاٰتَيْنٰهُ اَهْلَهٗ وَمِثْلَهُمْ مَّعَهُمْ رَحْمَةً مِّنْ عِنْدِنَا وَذِكْرٰى لِلْعٰبِدِيْنَ ۚ
Arab-Latin: Fastajabnā lahụ fa kasyafnā mā bihī min ḍurriw wa ātaināhu ahlahụ wa miṡlahum ma’ahum raḥmatam min ‘indinā wa żikrā lil-‘ābidīn
Artinya: “Maka Kami kabulkan (doa)nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami.”
Dari kisah Nabi Ayyub ini menjadi peringatan bagi mereka yang mendapat cobaan. Cobaan dari Allah SWT dapat berupa harta kekayaan, keturunan, ataupun penyakit. Agar bisa dijadikan teladan bahwa Nabi Ayyub yang mendapat cobaan yang berat, terus bersabar sampai Allah SWT berikan kepadanya kesembuhan