Sejarah Nabi

Kisah Nabi Ya’qub dan Mukjizatnya: Kisah Inspiratif untuk Meneladani

×

Kisah Nabi Ya’qub dan Mukjizatnya: Kisah Inspiratif untuk Meneladani

Sebarkan artikel ini
Sifat Terpuji Nabi Hud yang Bisa Diteladani Umat Muslim
Sifat Terpuji Nabi Hud yang Bisa Diteladani Umat Muslim

Nabi Ya’qub (Jacob) adalah salah satu nabi dalam agama Islam, yang juga disebut dalam agama Yahudi dan Kristen. Dia adalah putra dari nabi Ishak dan cucu dari nabi Ibrahim.

Dalam Al-Quran, kisah Nabi Ya’qub dan keluarganya diceritakan dalam beberapa surat, termasuk Surat Yusuf dan Surat Al-An’am.

Nabi Ya’qub dikenal sebagai sosok yang sabar dan tawakal dalam menghadapi ujian hidupnya, termasuk ketika putranya, Nabi Yusuf, diasingkan oleh saudaranya yang iri hati.

Dia juga dikenal sebagai seorang yang saleh dan taat kepada Allah SWT, serta merupakan pemimpin yang adil bagi keluarganya.

Selain dalam Al-Quran, kisah Nabi Ya’qub juga disebutkan dalam kitab-kitab suci Yahudi dan Kristen, termasuk dalam Kitab Kejadian dan Kitab Yosua. Dalam agama Yahudi, Ya’qub dikenal sebagai salah satu dari tiga patriark terkemuka, bersama dengan Abraham dan Ishak.

Dalam kisah Nabi Ya’qub, juga diceritakan bahwa Allah memberikan kepadanya 12 anak laki-laki yang kelak menjadi nenek moyang dari 12 suku bangsa Israel.

Salah satu anaknya, Nabi Yusuf, diberi mukjizat oleh Allah SWT dan diutus untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada umat manusia.

Kisah Nabi Ya’qub dan keluarganya juga memberikan pelajaran tentang pentingnya sabar, tawakal, dan kepercayaan kepada Allah SWT dalam menghadapi cobaan hidup.

Meskipun dia mengalami banyak kesulitan, Nabi Ya’qub tetap bertahan dengan kesabaran dan keyakinan yang teguh, dan akhirnya mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

Secara umum, Nabi Ya’qub dihormati dan dijadikan panutan oleh umat Muslim, Yahudi, dan Kristen.

Dalam Islam, beliau dianggap sebagai salah satu nabi yang diutus oleh Allah SWT untuk membimbing manusia kepada jalan yang benar dan mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Kisah Nabi Ya’qub AS

Kisah Nabi Ya’qub diceritakan dalam beberapa surah di Al-Quran, terutama dalam Surah Yusuf (surah ke-12) dan Surah Al-An’am (surah ke-6). Berikut adalah rangkuman singkat dari kisah Nabi Ya’qub dalam Islam:

Nabi Ya’qub adalah putra dari Nabi Ishak dan cucu dari Nabi Ibrahim. Dia memiliki 12 anak laki-laki, termasuk Yusuf, yang dianggap sebagai putra kesayangan. Yusuf diberi mukjizat oleh Allah dan memiliki kemampuan untuk menafsirkan mimpi.

Namun, saudara-saudara Yusuf merasa iri dan cemburu terhadapnya karena dianggap lebih dicintai oleh ayah mereka.

Mereka merencanakan untuk membunuh Yusuf, tetapi akhirnya memutuskan untuk mengasingkannya dan memberitahu Nabi Ya’qub bahwa Yusuf telah dimangsa oleh serigala.

Nabi Ya’qub sangat sedih dan meratapi kehilangan putranya. Namun, Allah memberikan kekuatan kepadanya untuk tetap sabar dan tawakal.

Sementara itu, Yusuf dijual sebagai budak oleh para pedagang dan kemudian dijadikan kepala rumah tangga oleh seorang pejabat Mesir.

Yusuf tumbuh menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana di Mesir. Ketika kelaparan melanda, saudara-saudara Yusuf datang ke Mesir mencari makanan.

Yusuf mengenali mereka, tetapi mereka tidak tahu bahwa dia adalah Yusuf.

Yusuf menguji mereka dan akhirnya memaafkan mereka dan mempersatukan kembali keluarga mereka.

Kisah Nabi Ya’qub dan Yusuf memberikan pelajaran tentang pentingnya sabar, tawakal, dan kepercayaan kepada Allah dalam menghadapi cobaan hidup.

Meskipun dia mengalami banyak kesulitan dan kehilangan, Nabi Ya’qub tetap bertahan dengan kesabaran dan keyakinan yang teguh, dan akhirnya mendapatkan keberkahan dari Allah.

Mukjizat Nabi Ya’qub

Nabi Yakub memiliki semangat yang kuat dalam berdakwah, bahkan hingga menjelang kematiannya. Berikut mukjizat Nabi Yakub yang dikutip dari buku Mengenal Mukjizat 25 Nabi karangan Eka Satria P. dan Arif Hidayah serta Kisah Teladan Menakjubkan 25 Nabi & Rasul karangan Lisdy Rahayu.

1. Memiliki ilmu yang tinggi

وَٱذْكُرْ عِبَٰدَنَآ إِبْرَٰهِيمَ وَإِسْحَٰقَ وَيَعْقُوبَ أُو۟لِى ٱلْأَيْدِى وَٱلْأَبْصَٰرِ

Artinya:

“Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi.” (Surat Shad ayat 45)

2. Menafsirkan mimpi Nabi Yusuf

Nabi Yakub merupakan orang yang membantu Nabi Yusuf menafsirkan mimpi dari Allah SWT.

إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَٰٓأَبَتِ إِنِّى رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِى سَٰجِدِينَ قَالَ يَٰبُنَىَّ لَا تَقْصُصْ رُءْيَاكَ عَلَىٰٓ إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا۟ لَكَ كَيْدًا ۖ إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ لِلْإِنسَٰنِ عَدُوٌّ مُّبِينٌ وَكَذَٰلِكَ يَجْتَبِيكَ رَبُّكَ وَيُعَلِّمُكَ مِن تَأْوِيلِ ٱلْأَحَادِيثِ وَيُتِمُّ نِعْمَتَهُۥ عَلَيْكَ وَعَلَىٰٓ ءَالِ يَعْقُوبَ كَمَآ أَتَمَّهَا عَلَىٰٓ أَبَوَيْكَ مِن قَبْلُ إِبْرَٰهِيمَ وَإِسْحَٰقَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

Artinya: “(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: “Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku”.

Ayahnya berkata:

“Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia”. Dan demikianlah Tuhanmu, memilih kamu (untuk menjadi Nabi) dan diajarkan-Nya kepadamu sebahagian dari ta’bir mimpi-mimpi dan disempurnakan-Nya nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Ya’qub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada dua orang bapakmu sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishak.

3. Keturunan yang taat kepada Allah SWT

Keturunan Nabi Yakub merupakan umat yang selalu beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Mereka senantiasa menjalankan wasiat dari Nabi Yakub untuk selalu taat kepada Allah SWT.

أَمْ كُنتُمْ شُهَدَآءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ ٱلْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنۢ بَعْدِى قَالُوا۟ نَعْبُدُ إِلَٰهَكَ وَإِلَٰهَ ءَابَآئِكَ إِبْرَٰهِۦمَ وَإِسْمَٰعِيلَ وَإِسْحَٰقَ إِلَٰهًا وَٰحِدًا وَنَحْنُ لَهُۥ مُسْلِمُونَ

Artinya: “Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya”.” (Surat Al Baqarah ayat 133)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *