Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Jalur Gaza, Palestina, mengalami kerusakan parah akibat serangan udara Israel pada 7 Oktober 2023. Serangan ini juga menewaskan seorang staf lokal RSI, Abu Romzi, yang sedang berada di dekat lokasi. RSI merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang dibangun oleh rakyat Indonesia sebagai bentuk dukungan dan solidaritas untuk rakyat Palestina.
Sejarah Berdirinya RSI di Gaza
RSI berlokasi di Bayt Lahiya, Gaza utara, dengan luas 16.261 m2. Tanah untuk pembangunan RSI merupakan wakaf dari Pemerintah Palestina, sedangkan dana pembangunannya sepenuhnya berasal dari donasi rakyat Indonesia. RSI diresmikan pada 27 Desember 2015 oleh Wakil Presiden Indonesia saat itu, Jusuf Kalla.
RSI dibangun atas inisiatif Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), sebuah organisasi kemanusiaan yang bergerak di bidang medis. MER-C tergerak untuk membangun RSI setelah melihat kondisi kesehatan di Gaza yang sangat memprihatinkan akibat agresi Israel pada 2008. Saat itu, Gaza hanya memiliki satu rumah sakit rehabilitasi yang tidak luput dari serangan Israel.
RSI memiliki fasilitas lengkap, seperti ruang operasi, ruang rawat inap, laboratorium, radiologi, farmasi, dan lain-lain. RSI juga memiliki tim medis yang profesional dan berpengalaman, termasuk tiga relawan asal Indonesia. RSI berfokus pada pelayanan trauma dan rehabilitasi, serta melayani pasien dari berbagai latar belakang, tanpa membedakan agama, suku, atau golongan. Baca lebih lengkap: Sejarah Rumah Sakit Indonesia di Gaza
Kerusakan RSI Akibat Serangan Israel
Pada 7 Oktober 2023, Israel melancarkan serangan udara ke Jalur Gaza sebagai balasan atas serangan roket yang dilakukan oleh kelompok militan Hamas. Serangan ini menghantam area sekitar RSI, yang berjarak sekitar 500 meter dari perbatasan Israel. Akibatnya, sebagian bangunan RSI hancur, termasuk plafon, pipa oksigen, dan peralatan medis.
Selain itu, seorang staf lokal RSI, Abu Romzi, tewas akibat serangan ini. Abu Romzi merupakan seorang teknisi listrik yang bertugas untuk menjaga generator RSI agar tetap berfungsi. Ia sedang berada di luar rumah sakit saat serangan terjadi, dan terkena serpihan bom yang mengenai dadanya.
Serangan ini juga mengancam operasional RSI, karena persediaan bahan bakar untuk generator RSI segera habis. Tanpa listrik, RSI tidak bisa melayani pasien, terutama yang membutuhkan perawatan intensif. Selain itu, serangan ini juga menimbulkan rasa ketakutan dan trauma bagi pasien, staf, dan relawan RSI.
Dukungan dan Solidaritas untuk RSI
Menyikapi serangan Israel terhadap RSI, pemerintah dan rakyat Indonesia menyatakan sikap mengecam dan mengutuk tindakan biadab tersebut. Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, mengatakan bahwa Indonesia akan terus memberikan dukungan politik dan bantuan kemanusiaan untuk Palestina. Ia juga meminta Israel untuk menghentikan serangan-serangannya dan menghormati hukum internasional.
Sementara itu, MER-C juga mengimbau rakyat Indonesia untuk terus memberikan donasi dan doa untuk RSI dan rakyat Palestina. MER-C mengatakan bahwa donasi yang terkumpul akan digunakan untuk memperbaiki kerusakan RSI, membeli bahan bakar, dan menyediakan obat-obatan dan peralatan medis. MER-C juga mengapresiasi dedikasi dan semangat para relawan RSI yang tetap bertahan dan bekerja di tengah kondisi yang sulit.
RSI merupakan simbol persaudaraan dan solidaritas antara rakyat Indonesia dan rakyat Palestina. RSI juga merupakan bukti bahwa rakyat Indonesia peduli dan berkontribusi untuk membantu rakyat Palestina yang tertindas dan menderita. Semoga RSI bisa segera pulih dari kerusakan dan kembali beroperasi dengan normal, serta memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi rakyat Palestina.
FAQ
Apa itu RSI?
RSI adalah Rumah Sakit Indonesia, sebuah fasilitas kesehatan yang dibangun oleh rakyat Indonesia di Jalur Gaza, Palestina. RSI berfokus pada pelayanan trauma dan rehabilitasi, serta melayani pasien dari berbagai latar belakang.
Kapan RSI dibangun dan diresmikan?
RSI mulai dibangun pada 14 Mei 2011 dan diresmikan pada 27 Desember 2015 oleh Wakil Presiden Indonesia saat itu, Jusuf Kalla.
Siapa yang menginisiasi pembangunan RSI?
RSI dibangun atas inisiatif Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), sebuah organisasi kemanusiaan yang bergerak di bidang medis. MER-C tergerak untuk membangun RSI setelah melihat kondisi kesehatan di Gaza yang sangat memprihatinkan akibat agresi Israel pada 2008.
Bagaimana kondisi RSI setelah serangan Israel pada 7 Oktober 2023?
RSI mengalami kerusakan parah akibat serangan Israel, termasuk plafon, pipa oksigen, dan peralatan medis. Serangan ini juga menewaskan seorang staf lokal RSI, Abu Romzi, yang sedang berada di dekat lokasi. Serangan ini juga mengancam operasional RSI, karena persediaan bahan bakar untuk generator RSI segera habis.
Bagaimana cara membantu RSI dan rakyat Palestina?
Salah satu cara untuk membantu RSI dan rakyat Palestina adalah dengan memberikan donasi dan doa. Donasi bisa disalurkan melalui MER-C, yang akan menggunakannya untuk memperbaiki kerusakan RSI, membeli bahan bakar, dan menyediakan obat-obatan dan peralatan medis. Doa juga sangat dibutuhkan untuk memberikan kekuatan dan kesembuhan bagi pasien, staf, dan relawan RSI, serta rakyat Palestina yang tertindas dan menderita.
Apa pesan dari pemerintah dan rakyat Indonesia untuk RSI dan rakyat Palestina?
Pesan dari pemerintah dan rakyat Indonesia untuk RSI dan rakyat Palestina adalah bahwa Indonesia akan terus memberikan dukungan politik dan bantuan kemanusiaan untuk Palestina. Indonesia juga mengecam dan mengutuk serangan Israel terhadap RSI dan rakyat Palestina, dan meminta Israel untuk menghentikan serangan-serangannya dan menghormati hukum internasional.