SejarahSuara Pembaca

Pemimpin Untuk Apa?

×

Pemimpin Untuk Apa?

Sebarkan artikel ini
Apa Itu Epistemologi? Filsafat Kebenaran, Pengetahuan, dan Keyakinan
Apa Itu Epistemologi? Filsafat Kebenaran, Pengetahuan, dan Keyakinan

Ratusan tahun lalu, Kerajaan Mataram menegakkan supremasi hukum melalui Kitab Manawa. Salah satu aturan yang paling menakutkan adalah bahwa tanah dan segala isinya adalah hak milik pribadi sang raja. Dalam sistem feodalisme ini, kaum bangsawan menikmati berbagai keuntungan, sementara rakyat kasta rendah terjebak dalam siklus pekerjaan yang melelahkan dan tanpa akhir, dengan upah yang jauh dari kata layak. Jika kita melihat kondisi saat ini, tidak berbeda jauh dengan nasib guru honorer yang bekerja tanpa henti dengan bayaran yang tidak setimpal.

Penjajahan Belanda: Kejamnya Era Kolonial

Era Penjajahan Belanda merupakan salah satu periode paling kelam dalam sejarah Indonesia. Eksploitasi keuntungan oleh kolonial dan perlakuan tidak manusiawi terhadap rakyat kecil menggambarkan betapa kejamnya penjajahan saat itu. Rakyat diperas habis-habisan oleh para petinggi dan pejabat kolonial yang serakah, menciptakan penderitaan yang tiada akhir. Sejak ratusan tahun lalu, Indonesia telah dijajah oleh keserakahan elit, sebuah paradigma yang, sayangnya, masih terasa hingga hari ini dalam bentuk feodalisme dan nepotisme modern.

Kemerdekaan yang Tercela: Tantangan Ekonomi Pasca-1945

Meskipun Indonesia telah merdeka sejak tahun 1945, namun kemerdekaan ini tidak membawa perubahan signifikan dalam segi ekonomi. Pendapatan per kapita Indonesia tertinggal jauh dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura dan Vietnam. Pilihan pemimpin dalam membangun negeri, yang seharusnya berfokus pada kepentingan bersama, menjadi faktor penting dalam menentukan keberhasilan sebuah negara. Ketidakstabilan politik pasca-kemerdekaan dan ketidakmampuan menyelesaikan konflik dengan cepat sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, menghambat negara ini dalam mencapai impian menjadi bangsa yang lebih baik.

Indonesia Hari Ini: Harapan dan Realitas Pahit

Ketika melihat Indonesia hari ini, harapan untuk menjadi negara yang bebas dari korupsi dan feodalisme masih terasa seperti mimpi yang jauh dari kenyataan. Rakyat kasta rendah masih berjuang dalam kondisi yang tidak banyak berubah sejak berabad-abad lalu, bekerja keras namun tetap terjebak dalam kehidupan yang serba kekurangan. Pertanyaan besar pun muncul: Apakah pemimpin-pemimpin kita hanya berjuang untuk kepentingan pribadi? Mengabaikan nasib rakyat yang terus menderita?

Kita harus berani bertanya, apakah Indonesia benar-benar berjalan menuju arah yang lebih baik, atau kita masih terjebak dalam lingkaran setan keegoisan dan keserakahan para elit?

Panggilan untuk Perubahan: Hapus Kutukan Feodalisme dan Korupsi

Kini saatnya para pemimpin Indonesia melepaskan diri dari kutukan feodalisme dan korupsi. Mereka perlu menyadari bahwa menjadi pemimpin berarti mengambil tanggung jawab besar untuk kesejahteraan bersama, bukan untuk menghisap hasil kerja keras rakyat. Pemimpin yang sejati harus mampu menempatkan kepentingan rakyat di atas segalanya dan mendorong perubahan yang nyata agar Indonesia dapat menjadi negara yang maju dan sejahtera.


Penulis: Rahma Aziza
NIM: 6662230185

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *