FAQ
Apa itu hadroh?
Hadroh adalah salah satu jenis kesenian musik Islami yang berasal dari budaya Arab. Hadroh menggunakan alat musik berupa tabuhan atau rebana yang dimainkan secara berkelompok. Hadroh ditampilkan dalam acara-acara keagamaan yang bersifat formal dan sakral, seperti Maulid Nabi, Tabligh Akbar, perayaan tahun baru Hijriyah, dan peringatan hari-hari besar Islam lainnya.
Apa itu marawis?
Marawis adalah salah satu jenis kesenian musik Islami yang berasal dari budaya Arab. Marawis menggunakan alat musik berupa tabuhan atau marawis, hajir, dumbuk, tamborin, dan kayu bulat yang dimainkan secara berkelompok. Marawis ditampilkan dalam acara-acara keagamaan yang bersifat informal dan hiburan, seperti pernikahan, khitanan, kelahiran bayi, dan festival seni musik Islami.
Apa asal-usul hadroh?
Hadroh berasal dari kata hadhoro atau yuhdhiru atau hadhron atau hadhrotan yang dalam bahasa Arab berarti kehadiran. Hadroh diartikan sebagai suatu metode yang bermanfaat untuk membuka jalan masuk ke hati, karena orang yang melakukan hadrah dengan benar terangkat kesadarannya akan kehadiran Allah dan Rasul-Nya. Hadroh sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Dikisahkan pada saat baginda Nabi hijrah dari Makkah ke Madinah, baginda Nabi disambut gembira oleh orang-orang Anshor dengan nyanyian atau syair yang dikenal dengan sholawat “Thola’al Badru ‘Alaina” dengan diiringi tabuhan terbang.
Apa asal-usul marawis?
Marawis berasal dari kata marwas yang dalam bahasa Arab berarti kayu. Marawis diartikan sebagai alat musik khas mirip kendang yang terbuat dari kayu. Marawis merupakan salah satu jenis seni musik Islami yang berkembang di Indonesia sejak abad ke-15 Masehi. Marawis dibawa oleh para pedagang Arab yang datang ke Indonesia untuk berdagang dan menyebarkan agama Islam. Marawis merupakan salah satu bentuk adaptasi budaya Arab dengan budaya lokal Indonesia. Marawis menggabungkan unsur musik Arab dengan unsur musik Sunda, Jawa, Betawi, dan lain-lain.
Apa bentuk hadroh
Hadroh memiliki bentuk yang sederhana dan lebih banyak menggunakan unsur melodi. Hadroh ditampilkan dengan iringan musik rebana dan kompang, dengan mengikuti aliran musik yang lambat. Rebana adalah alat musik tabuhan berbentuk bundar yang terbuat dari kulit binatang seperti kambing atau sapi. Kompang adalah alat musik tabuhan berbentuk bundar yang terbuat dari kayu atau bambu. Rebana dan kompang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tangan atau stik kayu. Jumlah pemain hadroh biasanya antara 10 hingga 20 orang. Pemain hadroh terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok rebana besar atau bass dan kelompok rebana kecil atau treble. Kelompok rebana besar bertugas untuk menghasilkan irama dasar, sedangkan kelompok rebana kecil bertugas untuk menghasilkan irama variasi. Pemain hadroh juga menyanyikan syair-syair Islami yang disebut dengan sholawat atau qasidah.
Apa bentuk marawis?
Marawis memiliki bentuk yang lebih kompleks dan lebih banyak menggunakan unsur ritme. Marawis ditampilkan dengan iringan musik marawis, hajir, dumbuk, tamborin, dan kayu bulat. Marawis adalah alat musik tabuhan berbentuk silinder yang terbuat dari kayu dan kulit binatang seperti kambing atau sapi. Hajir adalah alat musik tabuhan berbentuk bundar yang terbuat dari kayu dan kulit binatang seperti kambing atau sapi. Dumbuk adalah alat musik tabuhan berbentuk seperti dandang yang terbuat dari tanah liat dan kulit binatang seperti kambing atau sapi. Tamborin adalah alat musik tabuhan berbentuk bundar yang terbuat dari logam dan kulit binatang seperti kambing atau sapi. Kayu bulat adalah alat musik tabuhan berbentuk bulat yang terbuat dari kayu. Marawis, hajir, dumbuk, tamborin, dan kayu bulat dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tangan atau stik kayu. Jumlah pemain marawis biasanya antara 15 hingga 25 orang. Pemain marawis terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok marawis besar atau bass dan kelompok marawis kecil atau treble. Kelompok marawis besar bertugas untuk menghasilkan irama dasar, sedangkan kelompok marawis kecil bertugas untuk menghasilkan irama variasi. Pemain marawis juga menyanyikan lirik-lirik Islami yang disebut dengan sholawat atau qasidah.
Apa penggunaan hadroh?
Hadroh lebih sering digunakan dalam acara-acara keagamaan yang bersifat formal dan sakral, seperti Maulid Nabi, Tabligh Akbar, perayaan tahun baru Hijriyah, dan peringatan hari-hari besar Islam lainnya. Hadroh dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, serta untuk mengingatkan tentang ajaran-ajaran Islam. Hadroh juga digunakan sebagai sarana dakwah dan pendidikan agama bagi masyarakat. Hadroh biasanya ditampilkan di masjid, pesantren, sekolah, atau tempat-tempat ibadah lainnya.
Apa penggunaan marawis?
Marawis lebih sering digunakan dalam acara-acara keagamaan yang bersifat informal dan hiburan, seperti pernikahan, khitanan, kelahiran bayi, dan festival seni musik Islami. Marawis dimaksudkan untuk menghibur dan menyenangkan hati para penonton, serta untuk menunjukkan kekayaan budaya Islam di Indonesia. Marawis juga digunakan sebagai sarana sosialisasi dan silaturahmi antara sesama umat Islam. Marawis biasanya ditampilkan di rumah, lapangan, panggung, atau tempat-tempat hiburan lainnya.
Apa makna hadroh?
Hadroh memiliki makna yang lebih spiritual dan mendalam. Para pemain hadroh merasakan kehadiran Allah dan Rasul-Nya saat bermain hadroh. Para pemain hadroh juga merasakan kedekatan dengan Allah dan Rasul-Nya saat menyanyikan sholawat atau qasidah. Para pemain hadroh berharap mendapatkan pahala dan ridha dari Allah dan Rasul-Nya atas perbuatan mereka. Para penonton hadroh merasakan ketenangan dan kesejukan hati saat mendengarkan hadroh. Para penonton hadroh juga merasakan kekaguman dan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya saat mendengarkan sholawat atau qasidah.
Apa makna marawis?
Marawis memiliki makna yang lebih seni dan riang. Para pemain marawis merasakan kesenangan dan kebanggaan saat bermain marawis. Para pemain marawis juga merasakan kebersamaan dan kekompakan saat menyanyikan sholawat atau qasidah. Para pemain marawis berharap mendapatkan hiburan dan kebahagiaan dari Allah atas perbuatan mereka. Para penonton marawis merasakan kegembiraan dan keceriaan saat mendengarkan marawis. Para penonton marawis juga merasakan keindahan dan kekhasan budaya Islam di Indonesia saat mendengarkan sholawat atau qasidah.
Hadroh dan marawis memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal asal-usul, bentuk, penggunaan, dan makna. Hadroh lebih sederhana, melodi, formal, dan sakral, sedangkan marawis lebih kompleks, ritme, informal, dan hiburan. Hadroh memiliki makna yang lebih spiritual dan mendalam, sedangkan marawis memiliki makna yang lebih seni dan riang.
Apa persamaan hadroh dan marawis?
Hadroh dan marawis memiliki persamaan dalam hal menggunakan alat musik berupa tabuhan atau rebana yang dimainkan secara berkelompok. Hadroh dan marawis juga memiliki persamaan dalam hal menyanyikan lirik-lirik Islami yang disebut dengan sholawat atau qasidah. Hadroh dan marawis juga memiliki persamaan dalam hal ditampilkan dalam acara-acara keagamaan seperti Maulid Nabi, pernikahan, khitanan, dan lain-lain.
Apa manfaat hadroh dan marawis?
Hadroh dan marawis memiliki manfaat yang berbeda-beda bagi para pemain dan penontonnya. Hadroh bermanfaat untuk menumbuhkan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, serta untuk mengingatkan tentang ajaran-ajaran Islam. Hadroh juga bermanfaat untuk sebagai sarana dakwah dan pendidikan agama bagi masyarakat. Marawis bermanfaat untuk menghibur dan menyenangkan hati para penonton, serta untuk menunjukkan kekayaan budaya Islam di Indonesia. Marawis juga bermanfaat sebagai sarana sosialisasi dan silaturahmi antara sesama umat Islam.
Bagaimana cara bermain hadroh?
Cara bermain hadroh adalah sebagai berikut:
- Siapkan alat musik rebana dan kompang yang sesuai dengan jumlah pemain.
- Bagi pemain menjadi dua kelompok, yaitu kelompok rebana besar atau bass dan kelompok rebana kecil atau treble.
- Kelompok rebana besar bertugas untuk menghasilkan irama dasar, sedangkan kelompok rebana kecil bertugas untuk menghasilkan irama variasi.
- Pilih syair-syair Islami yang akan dinyanyikan, seperti sholawat atau qasidah.
- Atur tempo atau kecepatan musik sesuai dengan syair yang dipilih.
- Mulailah bermain rebana dan kompang dengan cara dipukul menggunakan tangan atau stik kayu.
- Nyanyikan syair-syair Islami dengan suara yang merdu dan jelas.
- Ikuti irama musik yang telah ditentukan.
- Jaga keseimbangan antara suara nyanyian dan suara tabuhan.
- Jaga kerjasama antara pemain rebana besar dan pemain rebana kecil.
Bagaimana cara bermain marawis?
Cara bermain marawis adalah sebagai berikut:
- Siapkan alat musik marawis, hajir, dumbuk, tamborin, dan kayu bulat yang sesuai dengan jumlah pemain.
- Bagi pemain menjadi dua kelompok, yaitu kelompok marawis besar atau bass dan kelompok marawis kecil atau treble.
- Kelompok marawis besar bertugas untuk menghasilkan irama dasar, sedangkan kelompok marawis kecil bertugas untuk menghasilkan irama variasi.
- Pilih lirik-lirik Islami yang akan dinyanyikan, seperti sholawat atau qasidah.
- Atur tempo atau kecepatan musik sesuai dengan lirik yang dipilih.
- Mulailah bermain marawis, hajir, dumbuk, tamborin, dan kayu bulat dengan cara dipukul menggunakan tangan atau stik kayu.
- Nyanyikan lirik-lirik Islami dengan suara yang merdu dan jelas.
- Ikuti irama musik yang telah ditentukan.
- Jaga keseimbangan antara suara nyanyian dan suara tabuhan.
- Jaga kerjasama antara pemain marawis besar dan pemain marawis kecil.
Apa alat musik yang digunakan dalam hadroh dan marawis?
Alat musik yang digunakan dalam hadroh dan marawis adalah berupa tabuhan atau rebana yang terbuat dari kayu, kulit binatang, logam, atau tanah liat. Hadroh menggunakan alat musik rebana dan kompang, sedangkan marawis menggunakan alat musik marawis, hajir, dumbuk, tamborin, dan kayu bulat.
Apa syair-syair Islami yang dinyanyikan dalam hadroh dan marawis?
Syair-syair Islami yang dinyanyikan dalam hadroh dan marawis adalah disebut dengan sholawat atau qasidah. Sholawat adalah ungkapan pujian dan doa kepada Allah dan Rasul-Nya. Qasidah adalah puisi-puisi Islami yang berisi tentang ajaran-ajaran Islam, sejarah Islam, nasihat-nasihat agama, atau cerita-cerita Islami. Contoh sholawat yang populer adalah “Thola’al Badru ‘Alaina”, “Sholawat Badar”, “Sholawat Nariyah”, dan lain-lain. Contoh qasidah yang populer adalah “Ya Hanana”, “Ya Badrotim”, “Ya Robbi Sholli ‘Ala Muhammad”, dan lain-lain.
Bagaimana sejarah perkembangan hadroh dan marawis di Indonesia?
Sejarah perkembangan hadroh dan marawis di Indonesia dimulai sejak abad ke-15 Masehi, ketika para pedagang Arab datang ke Indonesia untuk berdagang dan menyebarkan agama Islam. Mereka membawa budaya musik Arab yang kemudian berkembang dan bercampur dengan budaya lokal Indonesia. Hadroh dan marawis menjadi salah satu media untuk menarik minat masyarakat Indonesia untuk memeluk agama Islam. Hadroh dan marawis juga menjadi salah satu bentuk ekspresi keagamaan dan kebudayaan masyarakat Indonesia. Hadroh dan marawis terus berkembang hingga saat ini dengan berbagai variasi dan inovasi.
Apa peranan hadroh dan marawis dalam budaya dan agama Islam?
Peranan hadroh dan marawis dalam budaya dan agama Islam adalah sebagai berikut:
- Hadroh dan marawis dapat menumbuhkan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, serta mengingatkan tentang ajaran-ajaran Islam.
- Hadroh dan marawis dapat sebagai sarana dakwah dan pendidikan agama bagi masyarakat.
- Hadroh dan marawis dapat menghibur dan menyenangkan hati para penonton, serta menunjukkan kekayaan budaya Islam di Indonesia.
- Hadroh dan marawis dapat sebagai sarana sosialisasi dan silaturahmi antara sesama umat Islam.
- Hadroh dan marawis dapat sebagai sarana pelestarian seni musik Islami di Indonesia.
Apa tantangan hadroh dan marawis di era modern?
Tantangan hadroh dan marawis di era modern adalah sebagai berikut:
- Hadroh dan marawis harus bersaing dengan jenis-jenis musik lain yang lebih modern dan populer, seperti pop, rock, dangdut, hip hop, dll.
- Hadroh dan marawis harus menjaga kualitas dan keaslian seni musik Islami, serta tidak terpengaruh oleh unsur-unsur negatif yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
- Hadroh dan marawis harus menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi dan media sosial, serta memanfaatkannya untuk mempromosikan seni musik Islami kepada generasi muda.
- Hadroh dan marawis harus meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam menciptakan karya-karya seni musik Islami yang menarik dan bermakna.
Apa contoh grup hadroh dan marawis yang terkenal di Indonesia?
Contoh grup hadroh dan marawis yang terkenal di Indonesia adalah sebagai berikut:
- Grup hadroh Al-Muqtashidah Langitan, yang berasal dari Pondok Pesantren Langitan, Tuban, Jawa Timur. Grup ini dikenal dengan kualitas suara dan syair yang indah dan menyentuh hati.
- Grup hadroh Majelis Nurul Musthofa, yang berasal dari Jakarta. Grup ini dikenal dengan kegiatan sholawatan rutin setiap minggu malam di Monas, Jakarta.
- Grup hadroh Al-Banjari, yang berasal dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Grup ini dikenal dengan gaya musik khas Banjar yang menggabungkan unsur musik Melayu, Jawa, dan Arab.
- Grup marawis Al-Barokah, yang berasal dari Bogor, Jawa Barat. Grup ini dikenal dengan kreativitas dan inovasi dalam menciptakan karya-karya seni musik Islami yang menarik dan bermakna.
- Grup marawis Al-Azhar, yang berasal dari Jakarta. Grup ini dikenal dengan prestasi dan penghargaan dalam berbagai festival dan lomba seni musik Islami baik di tingkat nasional maupun internasional.
- Grup marawis Al-Munawwar, yang berasal dari Bandung, Jawa Barat. Grup ini dikenal dengan keunikan dan kekhasan dalam memadukan unsur musik Sunda, Arab, dan India dalam karya-karya seni musik Islami.
Bagaimana cara belajar hadroh dan marawis?
Cara belajar hadroh dan marawis adalah sebagai berikut:
- Mempelajari dasar-dasar teori musik, seperti notasi, tempo, ritme, melodi, harmoni, dll.
- Mempelajari sejarah, filosofi, dan makna hadroh dan marawis dalam budaya dan agama Islam.
- Mempelajari syair-syair Islami yang sering dinyanyikan dalam hadroh dan marawis, seperti sholawat atau qasidah.
- Mempelajari teknik-teknik bermain alat musik tabuhan atau rebana yang digunakan dalam hadroh dan marawis, seperti rebana, kompang, marawis, hajir, dumbuk, tamborin, dan kayu bulat.
- Mempelajari teknik-teknik bernyanyi dengan suara yang merdu dan jelas.
- Mempelajari teknik-teknik bermain bersama dalam kelompok atau grup hadroh atau marawis.
- Mempelajari teknik-teknik kreatif dan inovatif dalam menciptakan karya-karya seni musik Islami yang menarik dan bermakna.
- Berlatih secara rutin dan konsisten untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan bermain hadroh atau marawis.
- Bergabung dengan komunitas atau organisasi pecinta seni musik Islami untuk mendapatkan bimbingan, dukungan, dan motivasi.
Apa tips untuk bermain hadroh dan marawis dengan baik?
Tips untuk bermain hadroh dan marawis dengan baik adalah sebagai berikut:
- Memiliki niat yang baik dan ikhlas untuk bermain hadroh atau marawis sebagai bentuk ibadah kepada Allah dan Rasul-Nya.
- Memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang teori musik, sejarah hadroh atau marawis, syair-syair Islami, alat musik tabuhan atau rebana, dll.
- Memiliki alat musik tabuhan atau rebana yang berkualitas dan terawat dengan baik.
- Memiliki suara yang sehat dan terlatih untuk bernyanyi dengan merdu dan jelas.
- Memiliki kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama dengan sesama pemain hadroh atau marawis dalam kelompok atau grup.
- Memiliki kreativitas dan inovasi dalam menciptakan karya-karya seni musik Islami yang menarik dan bermakna.
- Memiliki sikap yang sopan, santun, dan hormat kepada sesama pemain hadroh atau marawis, penonton, dan pihak-pihak terkait.
- Memiliki rasa percaya diri dan optimis dalam bermain hadroh atau marawis.
Bagaimana cara mengapresiasi hadroh dan marawis sebagai penonton?
Cara mengapresiasi hadroh dan marawis sebagai penonton adalah sebagai berikut:
- Mendengarkan dengan penuh perhatian dan konsentrasi saat hadroh atau marawis ditampilkan.
- Mengikuti irama musik dan lirik-lirik Islami yang dinyanyikan oleh pemain hadroh atau marawis dengan hati yang ikhlas.
- Memberikan tepuk tangan atau ucapan terima kasih kepada pemain hadroh atau marawis setelah penampilan selesai.
- Memberikan dukungan moral atau materi kepada pemain hadroh atau marawis jika memungkinkan.
- Memberikan masukan atau saran yang konstruktif kepada pemain hadroh atau marawis jika diminta.
Bagaimana cara mengkritisi hadroh dan marawis sebagai penonton?
Cara mengkritisi hadroh dan marawis sebagai penonton adalah sebagai berikut:
- Menilai kualitas dan keaslian seni musik Islami yang ditampilkan oleh pemain hadroh atau marawis dengan menggunakan kriteria-kriteria seperti teori musik, sejarah hadroh atau marawis, syair-syair Islami, alat musik tabuhan atau rebana, dll.
- Menilai dampak dan manfaat seni musik Islami yang ditampilkan oleh pemain hadroh atau marawis bagi penonton dan masyarakat dengan menggunakan kriteria-kriteria seperti nilai-nilai Islam, budaya Islam, dakwah Islam, hiburan Islam, dll.
- Menilai kreativitas dan inovasi seni musik Islami yang ditampilkan oleh pemain hadroh atau marawis dengan menggunakan kriteria-kriteria seperti keunikan, kekhasan, keindahan, bermakna, dll.
- Menyampaikan kritik atau evaluasi yang jujur, adil, dan objektif kepada pemain hadroh atau marawis dengan menggunakan bahasa yang sopan, santun, dan hormat.
Apa contoh karya seni musik Islami lainnya selain hadroh dan marawis?
Contoh karya seni musik Islami lainnya selain hadroh dan marawis adalah sebagai berikut:
- Gambus, yaitu alat musik petik berbentuk seperti biola yang berasal dari budaya Arab. Gambus dimainkan dengan cara dipetik menggunakan jari atau plektrum. Gambus biasanya ditampilkan dalam acara-acara keagamaan atau hiburan yang bernuansa Timur Tengah.
- Sholawatan, yaitu seni musik vokal yang menyanyikan sholawat atau pujian kepada Allah dan Rasul-Nya. Sholawatan biasanya ditampilkan dalam acara-acara keagamaan seperti Maulid Nabi, Isra Mi’raj, dll. Sholawatan dapat dilakukan secara solo, duet, trio, atau grup.
- Nasyid, yaitu seni musik vokal yang menyanyikan lagu-lagu Islami yang berisi tentang ajaran-ajaran Islam, nasihat-nasihat agama, cerita-cerita Islami, dll. Nasyid biasanya ditampilkan dalam acara-acara keagamaan atau hiburan yang bernuansa Islami. Nasyid dapat dilakukan secara a capella atau dengan iringan musik minimalis.
- Qasidah modern, yaitu seni musik vokal yang menyanyikan qasidah atau puisi-puisi Islami dengan iringan musik modern yang menggabungkan unsur musik Arab dan Barat. Qasidah modern biasanya ditampilkan dalam acara-acara keagamaan atau hiburan yang bernuansa Islami. Qasidah modern dapat dilakukan secara solo, duet, trio, atau grup.
Penutup
Demikianlah artikel yang membahas tentang perbedaan hadroh dan marawis dalam budaya dan agama Islam. Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan baru bagi Anda yang tertarik dengan seni musik Islami di Indonesia. Hadroh dan marawis adalah dua jenis kesenian musik Islami yang memiliki sejarah, bentuk, penggunaan, dan makna yang berbeda-beda, namun juga memiliki persamaan dan manfaat yang luar biasa. Hadroh dan marawis adalah salah satu bukti kekayaan dan keindahan budaya dan agama Islam yang patut kita lestarikan dan kembangkan. Terima kasih telah membaca artikel ini sampai habis. Jika Anda memiliki pertanyaan atau saran, silakan tuliskan di kolom komentar di bawah ini. Sampai jumpa di artikel selanjutnya.