Nawawi al-Bantani adalah seorang ulama besar yang hidup pada abad ke-19. Lahir di kampung Tanara, Kabupaten Serang, Banten pada tahun 1230 H atau 1813 M, beliau merupakan tokoh yang memiliki pengaruh besar dalam dunia keilmuan Islam.
Dikenal dengan nama lengkap Syekh Abu Abdil Mu’thi Muhammad Nawawi ibnu Umar ibnu ‘Arabiy at-Tanari al-Bantani al-Jawi, beliau adalah sosok yang sangat dihormati dan diakui keahliannya oleh banyak ulama di masa itu.
Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan Awal
Nawawi al-Bantani lahir dari keluarga yang berkecukupan di kampung Tanara. Ayahnya, KH. Umar bin ‘Arabiy, adalah seorang ulama dan penghulu di Tanara, sementara ibunya, Nyai Zubaidah, adalah penduduk asli Tanara. Sejak masa kecil, Nawawi al-Bantani mendapatkan pendidikan agama dari orang tuanya.
Selanjutnya, beliau melanjutkan pendidikan formalnya kepada Kyai Sahal di Banten dan KH. Yusuf di Purwakarta. Pada usia sekitar 15 tahun, Nawawi al-Bantani menunaikan ibadah haji ke Mekah dan tinggal di sana selama 3 tahun.
Selama masa itu, beliau aktif menimba ilmu pengetahuan dari beberapa syekh terkemuka di Masjidil Haram, seperti Syekh Ahmad Nahrawi, Syekh Ahmad Dimyati, dan Syekh Ahmad Zaini Dahlan. Di samping itu, beliau juga melanjutkan studi di Madinah dengan bimbingan Syekh Muhammad Khathib al-Hanbali.
Perjalanan ke Mekkah dan Memperdalam Ilmu
Setelah menyelesaikan pendidikan di Mekah, Nawawi al-Bantani kembali ke tanah kelahirannya di Tanara pada sekitar tahun 1248 H atau 1831 M. Di sana, beliau mengelola pesantren peninggalan orang tuanya.
Namun, karena situasi politik kolonial yang tidak menguntungkan, beliau memutuskan untuk kembali ke Mekah dan terus memperdalam ilmu pengetahuannya.
Selama di Mekah, beliau belajar kepada beberapa ulama terkemuka seperti Syekh Abdul Ghani Bima, Syekh Yusuf Sumulawaini, dan Syekh Abdul Hamid ad-Daghistani.
Beliau tinggal di perkampungan Syi’b Ali yang menjadi tempat tinggal para ulama terkemuka.
Tidak hanya di Mekah, Nawawi al-Bantani juga melanjutkan studi ke Mesir dan Syam (Siria). Dalam perjalanan ilmiahnya, beliau menimba pengetahuan dari para ulama terkemuka di kedua negara tersebut.
Mengajar di Masjidil Haram, Mekkah
Dengan keahlian dan pengetahuan yang dimilikinya setelah 30 tahun lebih belajar, Nawawi al-Bantani menjadi pengajar di Masjidil Haram, Mekah. Murid-murid beliau berasal dari berbagai negara, termasuk Indonesia.
Keahliannya dalam ilmu tafsir, tauhid, fiqih, lughah, dan tasawuf membuatnya dihormati oleh banyak ulama di masa itu.
Sifat dan Kepribadian Nawawi al-Bantani
Menurut cerita yang diceritakan oleh muridnya, Nawawi al-Bantani adalah sosok yang sangat bersahaja, taqwa, zuhud, dan tawadlu’.
Beliau juga memiliki kepekaan sosial yang tinggi dan bertindak tegas dalam hal kebenaran. Dalam dunia ilmiah, beliau dikenal sebagai ulama bermadzhab Syafi’iy yang ahli dalam ilmu-ilmu agama.
Popularitas dan Pengaruh di Mesir
Pada suatu waktu, Nawawi al-Bantani diajak mengunjungi Mesir oleh Syekh Abdul Karim bin Bukhari bin Ali, seorang tokoh tarekat Qadiriyah yang juga berasal dari Tanara, Banten.
Meskipun ini merupakan kunjungan pertamanya ke Mesir, nama beliau sudah sangat terkenal dan dihormati oleh ulama-ulama di sana karena tulisan-tulisannya yang banyak dibaca dan dipelajari.
Para ulama Mesir sangat antusias untuk bertemu dengan beliau. Ketika mereka mengetahui Nawawi al-Bantani berada di tengah-tengah mereka, mereka dengan cepat mencium tangan beliau dan memberikan penghormatan yang tinggi.
Kematian dan Pemakaman
Nawawi al-Bantani wafat pada usia 84 tahun, tepatnya pada tanggal 25 Syawal 1314 H atau 1897 M, di kediamannya di Syi’b Ali, Mekah.
Jenazah beliau dimakamkan di pekuburan Ma’la, Mekah, berdampingan dengan kuburan ulama terkenal lainnya, seperti Syekh Ibnu Hajar al-Haitsami dan Siti Asma’ binti Abi Bakar Ra.
Beliau meninggalkan empat orang puteri: Ruqayyah, Nafisah, Maryam (dinikahkan dengan muridnya bernama KH. Asy’ari dari Bawean), dan Zahrah.
Baca juga: Syekh Nawawi al-Bantani: Tokoh Sentral dalam Keilmuan Islam Indonesia
Guru-guru Syeikh Nawawi al-Bantani
Guru-gurunya adalah orang-orang yang memberikan pengajaran dan bimbingan kepada seseorang dalam bidang ilmu dan spiritualitas. Syeikh Nawawi al-Bantani, seorang ulama terkemuka dari Indonesia pada zamannya, juga memiliki sejumlah guru yang berperan penting dalam membentuk pemahaman dan keilmuannya.
Saat masih muda, Syeikh Nawawi al-Bantani melakukan perjalanan ke Mekah untuk menuntut ilmu agama. Di sana, dia belajar kepada beberapa ulama terkenal pada zamannya, yang memberikan pengajaran dan nasihat berharga kepadanya. Beberapa guru yang dapat dicatat adalah sebagai berikut:
1. Syeikh Ahmad an-Nahrawi
Syeikh Ahmad an-Nahrawi adalah salah satu ulama terkemuka yang menjadi guru bagi Syeikh Nawawi al-Bantani di Mekah. Dalam masa pembelajarannya, Syeikh Nawawi al-Bantani mendapatkan pengetahuan yang mendalam tentang berbagai cabang ilmu agama dari Syeikh Ahmad an-Nahrawi.
2. Syeikh Ahmad ad-Dimyati
Syeikh Ahmad ad-Dimyati adalah seorang ulama yang sangat dihormati di Mekah pada masa itu. Syeikh Nawawi al-Bantani belajar kepada Syeikh Ahmad ad-Dimyati dan mendapatkan wawasan yang luas dalam ilmu agama dan fiqh.
3. Syeikh Muhammad Khathib Duma al-Hanbali
Syeikh Muhammad Khathib Duma al-Hanbali adalah seorang cendekiawan Hanbali terkemuka di Mekah. Syeikh Nawawi al-Bantani belajar kepada beliau dan memperdalam pemahaman tentang madzhab Hanbali serta hukum-hukumnya.
4. Syeikh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah al-Maliki
Syeikh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah al-Maliki adalah seorang ulama Maliki yang dikenal karena pengetahuannya yang mendalam tentang madzhab Maliki. Syeikh Nawawi al-Bantani belajar kepada Syeikh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah al-Maliki dan mendalami aspek-aspek penting dalam madzhab Maliki.
5. Syeikh Zainuddin Aceh
Syeikh Zainuddin Aceh adalah seorang ulama terkemuka dari Aceh yang juga menjadi guru bagi Syeikh Nawawi al-Bantani. Syeikh Nawawi al-Bantani belajar tentang berbagai topik, termasuk tafsir Al-Quran dan hadis, dari Syeikh Zainuddin Aceh.
6. Syeikh Ahmad Khathib Sambas
Syeikh Ahmad Khathib Sambas adalah seorang ulama terkenal dari Sambas, Kalimantan Barat. Syeikh Nawawi al-Bantani belajar kepadanya dan memperoleh pengetahuan yang luas tentang berbagai disiplin ilmu agama.
7. Syeikh Syihabuddin
Syeikh Syihabuddin adalah seorang ulama yang dihormati di Mekah. Syeikh Nawawi al-Bantani menjadi muridnya dan memperdalam pemahaman tentang tasawuf dan spiritualitas.
8. Syeikh Abdul Ghani Bima
Syeikh Abdul Ghani Bima adalah seorang ulama yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang ilmu-ilmu agama. Syeikh Nawawi al-Bantani belajar dari Syeikh Abdul Ghani Bima dan mendapatkan pengetahuan yang berharga dalam bidang ilmu agama.
9. Syeikh Abdul Hamid Daghastani
Syeikh Abdul Hamid Daghastani adalah seorang ulama terkenal dari Daghistan. Syeikh Nawawi al-Bantani menjadi muridnya dan memperoleh pengetahuan yang luas tentang tafsir Al-Quran dan ilmu hadis.
10. Syeikh Yusuf Sunbulawani
Syeikh Yusuf Sunbulawani adalah seorang ulama terkemuka dari Mekah. Syeikh Nawawi al-Bantani belajar kepada beliau dan memperdalam pemahaman tentang ilmu-ilmu agama.
11. Syeikhah Fatimah binti Syeikh Abdus Shamad al-Falimbani
Syeikhah Fatimah binti Syeikh Abdus Shamad al-Falimbani adalah seorang ulama wanita yang dihormati pada masa itu. Syeikh Nawawi al-Bantani belajar kepada beliau dan mendapatkan wawasan yang berharga tentang islam dan tafsir Al-Quran.
12. Syeikh Yusuf bin Arsyad al-Banjari
Syeikh Yusuf bin Arsyad al-Banjari adalah seorang ulama terkemuka dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Syeikh Nawawi al-Bantani belajar kepadanya dan mendapatkan pengetahuan yang luas tentang berbagai cabang ilmu agama.
13. Syeikh Abdus Shamad bin Abdur Rahman al-Falimbani
Syeikh Abdus Shamad bin Abdur Rahman al-Falimbani adalah seorang ulama terkenal dari Falimbang, Aceh. Syeikh Nawawi al-Bantani belajar kepadanya dan memperdalam pemahaman tentang tasawuf dan spiritualitas.
14. Syeikh Mahmud Kinan al-Falimbani
Syeikh Mahmud Kinan al-Falimbani adalah seorang ulama terkemuka dari Falimbang, Aceh. Syeikh Nawawi al-Bantani belajar kepadanya dan memperoleh pengetahuan yang luas tentang ilmu agama.
15. Syeikh Aqib bin Hasanuddin al-Falimbani
Syeikh Aqib bin Hasanuddin al-Falimbani adalah seorang ulama terkenal dari Falimbang, Aceh. Syeikh Nawawi al-Bantani menjadi muridnya dan memperdalam pemahaman tentang fiqh dan hukum-hukum Islam.
16. Lain-lain
Selain guru-guru yang disebutkan di atas, Syeikh Nawawi al-Bantani juga belajar kepada banyak ulama lainnya di Mekah. Mereka semua memberikan kontribusi yang berharga dalam membentuk pemahaman dan keilmuan Syeikh Nawawi al-Bantani.
Murid-murid Syeikh Nawawi al-Bantani
Pengaruh dan bimbingan dari Syeikh Nawawi al-Bantani tidak hanya terbatas pada dirinya sendiri, tetapi juga meluas kepada murid-muridnya. Banyak murid-muridnya yang berasal dari Nusantara kemudian menjadi ulama terkenal dan menyebarkan ilmu yang mereka dapatkan dari guru mereka. Beberapa murid terkenal dari Syeikh Nawawi al-Bantani adalah:
1. Kiai Haji Hasyim Asy’ari Tebuireng
Kiai Haji Hasyim Asy’ari Tebuireng adalah seorang ulama terkemuka dari Jawa Timur. Beliau menjadi murid Syeikh Nawawi al-Bantani dan kemudian mendirikan pondok pesantren yang terkenal, yaitu Pondok Pesantren Tebuireng.
2. Kiai Haji Raden Asnawi Kudus
Kiai Haji Raden Asnawi Kudus adalah seorang ulama terkemuka dari Jawa Tengah. Beliau juga merupakan murid dari Syeikh Nawawi al-Bantani dan mendirikan pondok pesantren yang berpengaruh, yaitu Pondok Pesantren Kudus.
3. Kiai Haji Tubagus Muhammad Asnawi Caringin
Kiai Haji Tubagus Muhammad Asnawi Caringin adalah seorang ulama terkemuka dari Caringin, Banten. Beliau merupakan murid dari Syeikh Nawawi al-Bantani dan menjadi tokoh agama yang berpengaruh di wilayah tersebut.
4. Syeikh Muhammad Zainuddin bin Badawi as-Sumbawi
Syeikh Muhammad Zainuddin bin Badawi as-Sumbawi adalah seorang ulama terkemuka dari Aceh. Beliau belajar kepada Syeikh Nawawi al-Bantani dan kemudian menjadi penyebar ilmu agama di Aceh dan Sumatera Utara.
5. Syeikh Abdus Satar bin Abdul Wahhab as-Shidqi al-Makki
Syeikh Abdus Satar bin Abdul Wahhab as-Shidqi al-Makki adalah seorang ulama terkemuka dari Makka. Beliau belajar kepada Syeikh Nawawi al-Bantani dan kemudian menyebarkan ilmu agama di berbagai daerah, termasuk Indonesia dan Malaysia.
6. Sayid Ali bin Ali al-Habsyi al-Madani
Sayid Ali bin Ali al-Habsyi al-Madani adalah seorang ulama terkemuka yang berasal dari Hadhramaut, Yaman. Beliau belajar kepada Syeikh Nawawi al-Bantani dan menjadi tokoh agama yang berpengaruh di berbagai negara, termasuk Indonesia dan Malaysia.
7. Lain-lain
Selain murid-murid yang disebutkan di atas, Syeikh Nawawi al-Bantani memiliki banyak murid lainnya yang kemudian menjadi ulama terkemuka dan menyebarkan ilmu agama di wilayah masing-masing.
Pengaruh Guru-guru Syeikh Nawawi al-Bantani
Guru-guru Syeikh Nawawi al-Bantani memiliki pengaruh yang signifikan dalam membentuk pemahaman dan keilmuannya. Mereka memberikan wawasan yang mendalam dalam berbagai disiplin ilmu agama, termasuk tafsir Al-Quran, hadis, fiqh, tasawuf, dan lain-lain. Pengaruh dari guru-gurunya ini membantu Syeikh Nawawi al-Bantani dalam mengembangkan pemikirannya, menguasai berbagai cabang ilmu agama, dan menjadi ulama terkemuka di zamannya.
Selain itu, pengaruh guru-gurunya juga dapat dilihat melalui murid-muridnya. Banyak murid Syeikh Nawawi al-Bantani yang kemudian menjadi ulama terkemuka dan menyebarkan ilmu yang mereka peroleh dari guru mereka. Mereka membentuk pondok pesantren dan lembaga pendidikan agama, menyebarkan ajaran Islam, dan berkontribusi dalam memperkuat pemahaman dan keilmuan agama di Indonesia dan wilayah sekitarnya.
Cucu-cucu Syeikh Nawawi al-Bantani
Syeikh Nawawi al-Bantani memiliki beberapa cucu yang juga menjadi tokoh agama dan melanjutkan warisan ilmu agama dari beliau. Beberapa cucu terkenal dari Syeikh Nawawi al-Bantani adalah:
1. Syeikh Hasyim Asy’ari
Syeikh Hasyim Asy’ari adalah cucu Syeikh Nawawi al-Bantani dan merupakan pendiri Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia. Beliau melanjutkan tradisi keilmuan dan perjuangan kakeknya dalam memperkuat agama Islam di Indonesia.
2. Syeikh Mahfudz Abdul Wahab Banten
Syeikh Mahfudz Abdul Wahab Banten adalah cucu Syeikh Nawawi al-Bantani dan merupakan tokoh agama yang aktif dalam menyebarkan ilmu agama dan memperkuat tradisi keislaman di Banten.
3. Lain-lain
Selain cucu-cucu yang disebutkan di atas, Syeikh Nawawi al-Bantani memiliki cucu-cucu lainnya yang juga melanjutkan warisan ilmu agama dan berkontribusi dalam memperkuat pemahaman agama di masyarakat.