Nabi Ayyub AS adalah salah satu nabi yang diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan risalah-Nya kepada umat manusia. Nabi Ayyub AS terkenal dengan kesabaran dan keimanan yang luar biasa dalam menghadapi berbagai cobaan dan ujian yang menimpanya. Kisah Nabi Ayyub AS merupakan kisah yang menginspirasi kita untuk selalu bersyukur, bersabar, dan bertawakal kepada Allah SWT dalam segala keadaan.
Dalam artikel ini, kami akan membahas kisah Nabi Ayyub AS secara lengkap, mulai dari asal-usul, kehidupan, dakwah, cobaan, kesembuhan, hingga hikmah yang dapat kita petik dari kisah beliau. Kami juga akan menjawab beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan seputar kisah Nabi Ayyub AS. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang sejarah para nabi dan rasul.
Asal-Usul Nabi Ayyub AS
Nabi Ayyub AS adalah keturunan dari Nabi Ibrahim AS. Beliau adalah putra dari Ish bin Ishaq bin Ibrahim AS. Ish adalah saudara dari Ishaq bin Ibrahim AS, yang merupakan ayah dari Nabi Ya’qub AS atau Israel. Dengan demikian, Nabi Ayyub AS adalah sepupu dari Nabi Ya’qub AS dan paman dari Bani Israil.
Nabi Ayyub AS lahir dan hidup di wilayah Syam, yaitu daerah yang meliputi Suriah, Palestina, Lebanon, dan Yordania saat ini. Beliau hidup pada zaman sebelum Nabi Musa AS diutus sebagai nabi. Tidak diketahui secara pasti kapan tahun kelahiran dan wafatnya Nabi Ayyub AS, namun beberapa riwayat menyebutkan bahwa beliau hidup antara tahun 1540-1420 SM.
Kehidupan Nabi Ayyub AS
Nabi Ayyub AS adalah seorang nabi yang sangat kaya raya. Beliau memiliki banyak harta benda, seperti tanah, ladang, ternak, rumah, dan hamba sahaya. Beliau juga memiliki banyak keturunan, yaitu 10 orang anak laki-laki dan 10 orang anak perempuan. Beliau memiliki tiga orang istri, salah satunya bernama Siti Rahmah binti Afrayim bin Yusuf bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim AS.
Meskipun kaya raya, Nabi Ayyub AS tidak sombong dan lupa diri. Beliau adalah seorang yang taat beribadah, bersih hati, sopan santun, bijaksana, dan gemar berbuat kebaikan. Beliau selalu bersyukur atas nikmat Allah SWT dan tidak pernah lepas dari zikir dan doa. Beliau juga suka bersedekah dan membantu orang-orang miskin, yatim piatu, janda, dan tamu.
Nabi Ayyub AS diangkat menjadi nabi oleh Allah SWT pada usia 30 tahun. Beliau ditugaskan untuk berdakwah kepada kaum Amoria dan Bani Israil yang tinggal di wilayah Syam. Kaum Amoria adalah keturunan dari Amor bin Kanaan bin Ham bin Nuh AS. Kaum Bani Israil adalah keturunan dari Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim AS.
Kaum Amoria dan Bani Israil pada saat itu telah menyimpang dari ajaran tauhid yang dibawa oleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ishaq AS. Mereka telah terjerumus dalam kesesatan dan kemaksiatan. Mereka menyembah berhala-berhala selain Allah SWT, melakukan perbuatan dosa seperti zina, minum khamr, mencuri, membunuh, berzina, dan lain-lain.
Nabi Ayyub AS menyampaikan risalah Allah SWT kepada mereka dengan hikmah dan maw’izhah hasanah (nasihat yang baik). Beliau mengajak mereka untuk kembali kepada Allah SWT dan meninggalkan segala bentuk penyembahan selain-Nya. Beliau juga mengingatkan mereka tentang akibat buruk dari perbuatan dosa dan ancaman siksa neraka bagi orang-orang yang kafir dan zalim.
Namun, kaum Amoria dan Bani Israil tidak mau mendengarkan dakwah Nabi Ayyub AS. Mereka menolak dan mengingkari ajaran beliau. Mereka bahkan mencela, menghina, dan mengancam Nabi Ayyub AS. Mereka menganggap Nabi Ayyub AS sebagai orang gila dan pendusta. Mereka juga meragukan kekayaan dan keturunan Nabi Ayyub AS sebagai karunia Allah SWT.
Nabi Ayyub AS tidak putus asa dan tidak takut dengan sikap mereka. Beliau tetap bersabar dan berusaha untuk menunjukkan kebenaran kepada mereka. Beliau berdoa kepada Allah SWT agar memberikan hidayah dan taufik kepada mereka. Beliau juga berharap agar Allah SWT memberikan kekuatan dan kesabaran kepada dirinya dalam menjalankan tugas sebagai nabi.
Cobaan Nabi Ayyub AS
Allah SWT menguji Nabi Ayyub AS dengan berbagai cobaan yang sangat berat. Cobaan ini bertujuan untuk menguji keimanan, kesabaran, dan ketawakalan Nabi Ayyub AS kepada Allah SWT. Cobaan ini juga merupakan balasan bagi kaum Amoria dan Bani Israil yang mendustakan Nabi Ayyub AS.
Cobaan pertama yang menimpa Nabi Ayyub AS adalah hilangnya seluruh harta bendanya. Allah SWT mengizinkan iblis untuk mengambil harta benda Nabi Ayyub AS dengan cara apapun. Iblis pun mengumpulkan bala tentaranya dan membakar ladang-ladang, rumah-rumah, dan ternak-ternak milik Nabi Ayyub AS. Iblis juga membunuh semua hamba sahaya Nabi Ayyub AS.
Nabi Ayyub AS menerima cobaan ini dengan penuh kesabaran. Beliau tidak mengeluh dan tidak marah kepada Allah SWT. Beliau menyadari bahwa semua harta benda yang dimilikinya adalah milik Allah SWT, bukan miliknya. Beliau juga yakin bahwa Allah SWT akan memberikan ganti yang lebih baik daripada apa yang telah diambil-Nya.
Cobaan kedua yang menimpa Nabi Ayyub AS adalah kematian semua anak-anaknya. Allah SWT mengizinkan iblis untuk mencelakakan anak-anak Nabi Ayyub AS dengan cara apapun. Iblis pun menyebabkan runtuhnya sebuah gedung di mana anak-anak Nabi Ayyub AS sedang berkumpul. Akibatnya, semua anak Nabi Ayyub AS tewas seketika.
Nabi Ayyub AS menerima cobaan ini dengan penuh kesabaran. Beliau tidak menangis dan tidak bersedih hati. Beliau menyadari bahwa semua anak-anak yang diberikan-Nya adalah titipan Allah SWT, bukan miliknya. Beliau juga yakin bahwa Allah SWT akan memberikan pahala yang besar bagi orang-orang yang sabar atas musibah yang menimpanya.
Cobaan ketiga yang menimpa Nabi Ayyub AS adalah penyakit kulit yang sangat parah. Allah SWT mengizinkan iblis untuk menyentuh tubuh Nabi Ayyub AS dengan cara apapun, kecuali jantung dan lidahnya. Iblis pun menimbulkan penyakit kulit pada tubuh Nabi Ayyub AS yang membuat kulitnya menjadi hitam, busuk, berbau, dan berlumuran nanah.
Nabi Ayyub AS menerima cobaan ini dengan penuh kesabaran. Beliau tidak mengeluh dan tidak putus asa. Beliau menyadari bahwa penyakit ini adalah ujian dari Allah SWT untuk membersihkan dosa-dosanya. Beliau juga yakin bahwa Allah SWT akan memberikan kesembuhan dan kesehatan baginya jika Dia berkehendak.
Akibat penyakit kulit yang dideritanya, Nabi Ayyub AS menjadi terasing dari masyarakat sekitarnya. Orang-orang menjauhi dan mengucilkan beliau karena takut tertular penyakitnya. Bahkan, dua orang istri beliau meninggalkan beliau karena tidak tahan melihat kondisi beliau yang menyedihkan.
Hanya satu orang istri beliau yang setia dan sabar bersama beliau, yaitu Siti Rahmah. Beliau adalah wanita yang salehah, cantik, dan mulia. Beliau selalu menemani, merawat, dan menghibur Nabi Ayyub AS. Beliau juga selalu berdoa kepada Allah SWT agar memberikan kesembuhan dan kebahagiaan kepada suaminya.
Siti Rahmah bekerja sebagai buruh untuk mencari nafkah bagi dirinya dan suaminya. Beliau juga menjual rambutnya untuk membeli makanan dan obat-obatan. Beliau tidak pernah mengeluh dan tidak pernah menyesali nasibnya. Beliau selalu bersyukur dan bersabar atas apa yang Allah SWT berikan kepadanya.
Nabi Ayyub AS dan Siti Rahmah tinggal di sebuah gubuk yang reyot di pinggir kota. Mereka tidak memiliki apa-apa selain kasih sayang dan keimanan kepada Allah SWT. Mereka selalu berzikir, berdoa, dan memohon ampun kepada Allah SWT. Mereka juga selalu meminta pertolongan dan perlindungan Allah SWT dari godaan iblis.
Iblis tidak puas dengan cobaan yang telah diberikannya kepada Nabi Ayyub AS. Iblis ingin membuat Nabi Ayyub AS putus asa dan mengeluh kepada Allah SWT. Iblis ingin membuat Nabi Ayyub AS kufur dan ingkar kepada Allah SWT. Iblis pun mencoba untuk menggoda Nabi Ayyub AS dengan berbagai cara.
Iblis datang kepada Nabi Ayyub AS dengan menyamar sebagai seorang lelaki tua yang baik hati. Iblis berkata kepada Nabi Ayyub AS, “Wahai Ayyub, aku melihat engkau dalam keadaan yang sangat menyedihkan. Engkau telah kehilangan semua harta bendamu, semua anak-anakmu, dan semua kesehatanmu. Engkau telah menjadi orang yang paling menderita di dunia ini. Apakah engkau tidak marah kepada Tuhanmu yang telah menguji engkau dengan ujian yang sangat berat? Apakah engkau tidak ingin bebas dari penyakitmu yang sangat menyiksa? Apakah engkau tidak ingin mendapatkan kembali semua yang telah hilang darimu?”
Nabi Ayyub AS menjawab, “Siapakah engkau wahai lelaki tua? Apakah engkau seorang mukmin yang ingin menasehatiku atau seorang kafir yang ingin menyesatkan aku? Aku tidak marah kepada Tuhan-ku yang telah menguji aku dengan ujian yang sangat berat. Aku bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat yang telah Dia berikan kepadaku sebelumnya. Aku sabar atas segala cobaan yang telah Dia berikan kepadaku sekarang ini. Aku tawakal kepada-Nya atas segala ketentuan yang akan Dia berikan kepadaku nanti. Aku tidak ingin bebas dari penyakitku yang sangat menyiksa, kecuali dengan izin-Nya. Aku tidak ingin mendapatkan kembali semua yang telah hilang dariku, kecuali dengan rahmat-Nya. Aku hanya mengharapkan ridha-Nya dan ampunan-Nya di dunia dan akhirat.”
Iblis berkata, “Wahai Ayyub, engkau terlalu bodoh dan naif. Engkau telah ditipu oleh Tuhanmu yang tidak adil dan zalim. Engkau telah dipermainkan oleh Tuhanmu yang tidak peduli dan tidak sayang padamu. Engkau telah menjadi korban dari Tuhanmu yang tidak berdaya dan tidak berkuasa. Engkau harus tahu bahwa Tuhanmu itu adalah iblis, musuhmu yang sebenarnya. Iblislah yang telah mengambil semua harta bendamu, membunuh semua anak-anakmu, dan menyebabkan penyakitmu yang sangat parah. Iblislah yang ingin membuat engkau menderita dan sengsara di dunia ini. Iblislah yang ingin menjerumuskan engkau ke dalam neraka di akhirat nanti.”
Nabi Ayyub AS berkata, “A’udzubillahi minash shaitanir rajim (Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk). Engkau adalah iblis yang terkutuk, musuhku yang sebenarnya. Engkau adalah iblis yang telah mengambil semua harta bendaku, membunuh semua anak-anakku, dan menyebabkan penyakitku yang sangat parah. Engkau adalah iblis yang ingin membuat aku menderita dan sengsara di dunia ini. Engkau adalah iblis yang ingin menjerumuskan aku ke dalam neraka di akhirat nanti. Aku tidak percaya kepada engkau dan tidak takut kepada engkau. Aku hanya percaya dan takut kepada Allah SWT, Tuhan-ku yang adil dan rahman. Allah SWT-lah yang memberikan segala nikmat kepadaku sebelumnya. Allah SWT-lah yang menguji aku dengan segala cobaan sekarang ini. Allah SWT-lah yang akan memberikan segala ketentuan kepadaku nanti. Allah SWT-lah yang akan memberikan kesembuhan dan kebahagiaan kepadaku di dunia ini. Allah SWT-lah yang akan memberikan pahala dan surga kepadaku di akhirat nanti.”
Iblis marah dan malu dengan jawaban Nabi Ayyub AS. Iblis pun pergi dari hadapan Nabi Ayyub AS dengan kecewa dan putus asa. Iblis tidak bisa mengalahkan Nabi Ayyub AS dengan godaan-godaannya. Iblis tidak bisa menggoyahkan Nabi Ayyub AS dengan cobaan-cobaannya. Iblis tidak bisa menghancurkan Nabi Ayyub AS dengan tipu-dayanya.
Baca juga: Doa Nabi Ayyub untuk Kesembuhan dari Sakit yang Diajarkan oleh Allah SWT dalam Al-Quran
Kesembuhan Nabi Ayyub AS
Allah SWT melihat kesabaran dan keimanan Nabi Ayyub AS dalam menghadapi berbagai cobaan yang menimpanya. Allah SWT sangat ridha dan senang dengan sikap Nabi Ayyub AS. Allah SWT pun berfirman dalam Al-Qur’an:
وَاذْكُرْ عَبْدَنَا أَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الشَّيْطَانُ بِنُصْبٍ وَعَذَابٍ
“Dan ingatlah akan hamba Kami, Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya: “Sesungguhnya syaitan telah menyentuhku dengan kesusahan dan siksaan.” (QS. Al-Anbiya: 83)
Allah SWT pun memberikan kesembuhan dan kebahagiaan kepada Nabi Ayyub AS sebagai balasan atas kesabaran dan keimanan beliau. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
ارْكُضْ بِرِجْلِكَ ۖ هَٰذَا مُغْتَسَلٌ بَارِدٌ وَشَرَابٌ
“Kaki-kakilah tanahmu ini dengan kakimu; inilah air untuk mandi yang sejuk dan untuk minum.” (QS. Shad: 42)
Allah SWT memerintahkan Nabi Ayyub AS untuk menginjak-injak tanah di sekitarnya dengan kakinya. Ketika beliau melakukannya, maka keluarlah air dari tanah itu yang sangat bersih dan segar. Nabi Ayyub AS pun mandi dan minum dengan air itu. Maka sembuhlah penyakit kulit beliau dan kembali normal tubuh beliau.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
وَوَهَبْنَا لَهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُم مَّعَهُمْ رَحْمَةً مِّنَّا وَذِكْرَىٰ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
“Dan Kami kembalikan kepada dia keluarganya dan Kami lipat gandakan mereka dua kali lipat sebagai suatu rahmat dari Kami dan sebagai peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (QS. Shad: 43)
Allah SWT mengembalikan semua harta benda, anak-anak, dan istri-istri Nabi Ayyub AS yang telah hilang darinya. Allah SWT bahkan melipatgandakan jumlah mereka dua kali lipat sebagai rahmat dan karunia-Nya. Nabi Ayyub AS pun bersyukur dan bahagia dengan nikmat Allah SWT yang tidak terhingga.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
وَخُذْ بِيَدِكَ ضِغْثًا فَاضْرِب بِّهِ وَلَا تَحْنَثْ ۗ إِنَّا وَجَدْنَاهُ صَابِرًا ۚ نِّعْمَ الْعَبْدُ ۖ إِنَّهُ أَوَّابٌ
“Dan ambillah seikat (rumput) dengan tanganmu lalu pukullah (dengan itu); dan janganlah engkau melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami mendapati dia seorang yang sabar; alangkah baiknya hamba (yang demikian itu). Sesungguhnya dia amat taubat.” (QS. Shad: 44)
Allah SWT memerintahkan Nabi Ayyub AS untuk mengambil seikat rumput dengan tangannya dan memukul istri setianya, Siti Rahmah, dengan rumput itu. Perintah ini bukanlah untuk menyakiti Siti Rahmah, melainkan untuk memberikan keajaiban dan keindahan kepada beliau.
Ketika Nabi Ayyub AS memukul Siti Rahmah dengan rumput itu, maka berubahlah rambut beliau yang telah dipotong dan dijual menjadi lebih panjang, lebih lebat, dan lebih indah dari sebelumnya. Juga berubahlah wajah beliau yang telah menua dan layu menjadi lebih muda, lebih cantik, dan lebih berseri dari sebelumnya.
Nabi Ayyub AS dan Siti Rahmah pun bersuka cita dengan keajaiban Allah SWT yang telah memberikan kecantikan dan kemuliaan kepada mereka. Mereka pun memeluk dan mencium satu sama lain dengan penuh cinta dan kasih sayang.
Hikmah dari Kisah Nabi Ayyub AS
Kisah Nabi Ayyub AS merupakan kisah yang mengandung banyak hikmah dan pelajaran bagi kita semua. Beberapa hikmah yang dapat kita petik dari kisah beliau adalah sebagai berikut:
- Kesabaran adalah kunci untuk menghadapi segala cobaan dan ujian yang menimpa kita. Kesabaran adalah sifat yang sangat dicintai oleh Allah SWT dan sangat dibenci oleh iblis. Kesabaran adalah bukti dari keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Kesabaran adalah jalan untuk mendapatkan pahala dan ridha Allah SWT.
- Keimanan adalah pondasi untuk menjalani hidup di dunia ini. Keimanan adalah pegangan yang kuat untuk menghadapi segala godaan dan tipu daya iblis. Keimanan adalah cahaya yang menerangi hati kita dari kegelapan dan kesesatan. Keimanan adalah sumber dari ketenangan dan kebahagiaan kita.
- Tawakal adalah sikap untuk berserah diri kepada Allah SWT dalam segala urusan kita. Tawakal adalah cara untuk melepaskan diri dari rasa khawatir dan takut akan sesuatu selain Allah SWT. Tawakal adalah senjata untuk mengalahkan segala kesulitan dan rintangan yang menghalangi kita. Tawakal adalah pintu untuk mendapatkan pertolongan dan perlindungan Allah SWT.
- Bersyukur adalah wajib bagi kita atas segala nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita. Bersyukur adalah cara untuk menambah nikmat Allah SWT kepada kita. Bersyukur adalah tanda dari penghargaan dan pengakuan kita kepada Allah SWT. Bersyukur adalah kewajiban bagi kita sebagai hamba Allah SWT.
- Berdoa adalah hubungan antara kita dengan Allah SWT. Berdoa adalah sarana untuk memohon segala kebaikan dan kebutuhan kita kepada Allah SWT. Berdoa adalah seni untuk berbicara dengan Allah SWT dengan penuh harap dan hormat. Berdoa adalah hak bagi kita sebagai makhluk Allah SWT.
FAQ tentang Kisah Nabi Ayyub AS
Apakah Nabi Ayyub AS termasuk dalam 25 nabi yang wajib kita imani?
Nabi Ayyub AS termasuk dalam 25 nabi yang wajib kita imani. Nama beliau disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak empat kali, yaitu dalam surah Al-Anbiya ayat 83, surah Shad ayat 41-44, surah Al-An’am ayat 84, dan surah An-Nisa ayat 163.
Apakah Nabi Ayyub AS memiliki mukjizat?
Nabi Ayyub AS memiliki mukjizat yang berupa kesembuhan dari penyakit kulit yang sangat parah dan pengembalian semua harta benda, anak-anak, dan istri-istri yang telah hilang darinya. Mukjizat ini adalah bukti dari kekuasaan dan rahmat Allah SWT kepada beliau.
Apakah ada makam Nabi Ayyub AS?
Ada beberapa pendapat tentang lokasi makam Nabi Ayyub AS. Salah satu pendapat yang paling terkenal adalah bahwa makam beliau berada di sebuah bukit di kota Salalah, Oman. Di sana terdapat sebuah masjid yang bernama Masjid Nabi Ayyub AS. Di dalam masjid itu terdapat sebuah ruangan yang berisi makam beliau. Di sekitar makam itu juga terdapat sebuah sumur yang diyakini sebagai sumber air yang digunakan oleh Nabi Ayyub AS untuk mandi dan minum.
Apa pesan moral dari kisah Nabi Ayyub AS?
Pesan moral dari kisah Nabi Ayyub AS adalah bahwa kita harus selalu bersabar, beriman, tawakal, bersyukur, dan berdoa kepada Allah SWT dalam menghadapi segala cobaan dan ujian yang menimpa kita. Kita juga harus selalu berbuat baik kepada sesama manusia, terutama kepada keluarga dan pasangan kita. Kita juga harus selalu menjauhi iblis dan segala godaan dan tipu dayanya. Kita juga harus selalu mengharapkan rahmat dan ampunan Allah SWT di dunia dan akhirat.