FOKUS BANTEN – Mahasiswa Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten mengadakan Seminar World Rhinos Day pada Senin, 02 Oktober 2023. Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan semangat konservasi terhadap badak, salah satu spesies langka yang terancam punah di Indonesia.
Seminar ini diikuti oleh sekitar 200 peserta, baik secara langsung di Aula Lantai 3 gedung Fakultas Sains UIN SMH Banten maupun secara daring melalui Zoom Meeting. Hadir dalam seminar ini Wakil Dekan 2 Fakultas Sains, Sekretaris Program Studi Biologi, Dosen Biologi Fakultas Sains UIN SMH Banten, serta beberapa perwakilan dari Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) dan Yayasan Badak Indonesia (YABI).
Seminar ini mengusung tema “Badak di Indonesia: Meniti jalan kepunahan atau selamat?”. Narasumber yang dihadirkan adalah Dr. Widodo Ramono, Direktur Eksekutif YABI, dan Dr. Andriansyah, Kepala Bidang Konservasi TNUK. Mereka memaparkan kondisi terkini populasi dan habitat badak di Indonesia, serta upaya-upaya yang dilakukan untuk melindungi dan melestarikan badak.
Menurut Dr. Widodo Ramono, badak di Indonesia terdiri dari dua spesies, yaitu badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) dan badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis). Kedua spesies ini termasuk dalam daftar merah spesies terancam punah yang dikeluarkan oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). Populasi badak bercula satu di Indonesia diperkirakan hanya tersisa sekitar 68 ekor, yang sebagian besar berada di Taman Nasional Ujung Kulon. Sedangkan populasi badak sumatera di Indonesia diperkirakan sekitar 80 ekor, yang tersebar di beberapa taman nasional di Sumatera dan Kalimantan.
Dr. Andriansyah menjelaskan bahwa ancaman utama bagi keberadaan badak di Indonesia adalah perburuan, perambahan, dan perubahan habitat. Untuk mengatasi ancaman-ancaman ini, pihak TNUK bekerja sama dengan YABI dan berbagai pihak terkait melakukan berbagai upaya, seperti patroli, pemantauan, penegakan hukum, penyuluhan, penelitian, dan pengembangbiakan. Salah satu program yang sedang berjalan adalah program pemindahan sebagian populasi badak bercula satu dari TNUK ke kawasan konservasi lain yang lebih luas dan aman.
Dalam sesi diskusi, para peserta seminar antusias mengajukan pertanyaan dan tanggapan kepada narasumber. Beberapa pertanyaan yang muncul antara lain tentang dampak pandemi Covid-19 terhadap konservasi badak, tantangan dan hambatan dalam melaksanakan program pemindahan badak, serta peran masyarakat dan mahasiswa dalam mendukung upaya konservasi badak.
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Jurusan Biologi UIN SMH Banten, Agung, mengatakan bahwa seminar ini merupakan salah satu bentuk kepedulian dan tanggung jawab mahasiswa biologi terhadap isu lingkungan, khususnya konservasi badak. “Kami berharap seminar ini dapat memberikan informasi dan inspirasi bagi para peserta untuk turut berkontribusi dalam menjaga dan melestarikan badak, yang merupakan warisan dunia yang harus kita lindungi bersama,” ujarnya.
Ketua Pelaksana Seminar World Rhinos Day, Anshor, menambahkan bahwa seminar ini juga merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Biologi UIN SMH Banten. “Seminar ini adalah salah satu cara kami untuk mengimplementasikan jiwa konservasi yang kami pelajari di jurusan biologi. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam seminar ini. Semoga kegiatan ini bermanfaat dan berdampak positif bagi konservasi badak di Indonesia,” tuturnya.