Wawancara adalah salah satu metode utama yang digunakan oleh wartawan untuk mengumpulkan informasi, fakta, opini, dan kutipan dari narasumber. Wawancara adalah proses komunikasi antara pewawancara (wartawan) dan pewawancara (narasumber) yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tertentu.
Daftar Isi
Wawancara jurnalistik membutuhkan keterampilan, persiapan, dan teknik tertentu agar dapat berjalan dengan lancar dan efektif. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh wartawan dalam melakukan wawancara jurnalistik.
Persiapan Wawancara
Sebelum melakukan wawancara, wartawan harus melakukan persiapan yang matang, antara lain:
- Menentukan tujuan dan topik wawancara. Wartawan harus mengetahui apa yang ingin dicari dan disampaikan melalui wawancara tersebut.
- Menentukan narasumber yang tepat dan relevan. Wartawan harus memilih narasumber yang memiliki kredibilitas, kompetensi, dan keterlibatan dengan topik wawancara.
- Menyusun pertanyaan wawancara. Wartawan harus menyusun pertanyaan yang jelas, logis, dan sesuai dengan tujuan dan topik wawancara. Pertanyaan harus mencakup aspek apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana. Pertanyaan juga harus bersifat terbuka, yaitu yang memungkinkan narasumber untuk menjawab secara bebas dan mendetail, bukan hanya ya atau tidak.
- Mengatur waktu, tempat, dan cara wawancara. Wartawan harus menghubungi narasumber terlebih dahulu untuk membuat janji wawancara. Wartawan harus memilih waktu, tempat, dan cara wawancara yang sesuai dengan kenyamanan dan keamanan kedua belah pihak. Wartawan juga harus memperhatikan etika dan norma yang berlaku di tempat wawancara.
Pelaksanaan Wawancara
Saat melakukan wawancara, wartawan harus melakukan hal-hal berikut:
- Memperkenalkan diri dan media yang diwakili. Wartawan harus memberikan identitas diri dan media yang diwakili secara jelas dan sopan kepada narasumber. Wartawan juga harus menjelaskan tujuan dan topik wawancara secara singkat dan jelas.
- Meminta izin untuk merekam wawancara. Wartawan harus meminta izin kepada narasumber untuk merekam wawancara, baik dengan alat perekam suara, video, atau kamera. Wartawan harus menjelaskan alasan dan manfaat merekam wawancara, yaitu untuk memastikan akurasi dan kejujuran informasi yang diperoleh.
- Mengajukan pertanyaan wawancara. Wartawan harus mengajukan pertanyaan wawancara sesuai dengan urutan yang telah disusun sebelumnya. Wartawan harus mengajukan pertanyaan dengan nada yang sopan, ramah, dan menghargai narasumber. Wartawan juga harus mengajukan pertanyaan tambahan jika diperlukan untuk menggali informasi lebih dalam atau mengklarifikasi jawaban yang kurang jelas.
- Mendengarkan dan mencatat jawaban wawancara. Wartawan harus mendengarkan jawaban wawancara dengan penuh perhatian dan konsentrasi. Wartawan harus mencatat poin-poin penting dari jawaban wawancara, baik dengan tulisan tangan, komputer, atau alat perekam. Wartawan juga harus memberikan respons yang positif, seperti mengangguk, tersenyum, atau mengucapkan terima kasih, untuk menunjukkan apresiasi dan minat kepada narasumber.
- Mengakhiri wawancara. Wartawan harus mengakhiri wawancara dengan sopan dan ramah. Wartawan harus mengucapkan terima kasih kepada narasumber atas waktu dan informasi yang diberikan. Wartawan juga harus menanyakan apakah narasumber memiliki hal lain yang ingin disampaikan atau ditanyakan. Wartawan juga harus memberikan informasi tentang kapan dan di mana hasil wawancara akan dipublikasikan.
Baca juga: Bolehkah Wartawan Foto dan Merekam Tanpa Izin
Jenis-Jenis Wawancara
Wawancara jurnalistik dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain:
- Wawancara berita (news interview), yaitu wawancara yang bertujuan untuk mendapatkan informasi faktual dan aktual tentang suatu peristiwa atau isu yang sedang terjadi atau hangat dibicarakan. Wawancara ini biasanya dilakukan dengan narasumber yang terlibat langsung atau memiliki pengetahuan tentang peristiwa atau isu tersebut. Contoh: wawancara dengan korban bencana, saksi mata, pejabat, ahli, atau aktivis.
- Wawancara profil (profile interview), yaitu wawancara yang bertujuan untuk menggali informasi tentang latar belakang, kepribadian, prestasi, atau pandangan seseorang yang menarik atau terkenal. Wawancara ini biasanya dilakukan dengan narasumber yang bersangkutan secara langsung. Contoh: wawancara dengan tokoh politik, seniman, atlet, atau pengusaha.
- Wawancara investigasi (investigative interview), yaitu wawancara yang bertujuan untuk mengungkap informasi yang disembunyikan, dirahasiakan, atau disalahgunakan oleh pihak tertentu. Wawancara ini biasanya dilakukan dengan narasumber yang memiliki bukti, saksi, atau pengalaman tentang hal tersebut. Contoh: wawancara dengan korban kekerasan, pelaku korupsi, atau whistleblower.
- Wawancara opini (opinion interview), yaitu wawancara yang bertujuan untuk mengetahui pendapat, sikap, atau pandangan seseorang atau kelompok orang tentang suatu peristiwa, isu, atau fenomena yang terjadi di masyarakat. Wawancara ini biasanya dilakukan dengan narasumber yang mewakili suatu kelompok, organisasi, atau komunitas. Contoh: wawancara dengan pemilih, konsumen, atau pengamat.
- Wawancara fitur (feature interview), yaitu wawancara yang bertujuan untuk memberikan informasi yang menarik, menghibur, atau menginspirasi kepada pembaca, pendengar, atau pemirsa. Wawancara ini biasanya dilakukan dengan narasumber yang memiliki kisah, pengalaman, atau prestasi yang unik, lucu, atau mengharukan. Contoh: wawancara dengan orang yang memiliki hobi aneh, orang yang selamat dari musibah, atau orang yang berhasil mengubah hidupnya.
- Wawancara eksklusif (exclusive interview), yaitu wawancara yang dilakukan secara khusus dan tidak bersama wartawan dari media lain. Wawancara ini biasanya dilakukan dengan narasumber yang memiliki informasi penting, sensitif, atau kontroversial yang belum diketahui oleh publik. Contoh: wawancara dengan tersangka, saksi kunci, atau pejabat tinggi.
- Wawancara tertulis (written interview), yaitu wawancara yang dilakukan secara tertulis, misalnya melalui surat, email, atau media sosial. Wawancara ini biasanya dilakukan dengan narasumber yang sulit dijangkau, berada di tempat yang jauh, atau memiliki keterbatasan waktu. Contoh: wawancara dengan penulis, ilmuwan, atau selebriti.
Demikianlah artikel tentang teknik wawancara jurnalistik dan jenis-jenisnya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin belajar atau meningkatkan keterampilan wawancara sebagai wartawan. Jika Anda memiliki pertanyaan, saran, atau kritik, silakan tulis di kolom komentar di bawah ini. Terima kasih.